Pembeda orang yang banyak ide dengan orang yang susah dapat ide bukan pada potensinya. Yang membuat jadi berbeda adalah kepercayaan pada diri sendiri, percaya bahwa mereka mempunyai ide-ide bagus. Ini berhubungan dengan bagaimana mereka memandang diri sendiri.
Guru, sebagai pemimpin pembelajaran, mempunyai peran
membantu murid mempunyai pandangan yang baik terhadap dirinya sendiri. Guru
memberikan inspirasi dan mengembangkan rasa percaya diri murid.
Selain itu, guru perlu membuat lingkungan yang
inspiratif dan membebaskan. Dengan
demikian, muncul citra diri positif dalam pandangan murid.
Lingkungan seperti apakah itu? Bila ingin
murid-murid mempunyai citra diri yang positif, yang diperlukan adalah
lingkungan yang ramah, terbuka, penuh dukungan, tidak kaku, dan inklusif. Satu
lagi: harus menyenangkan.
Dalam lingkungan seperti itulah ide-ide, yang
merupakan benih inovasi, bermekaran. Kelas (sekolah) menjadi taman ide yang
menghasilkan bunga dan buah inovasi.
Apa yang harus dibangun supaya benih ide berkembang
menjadi inovasi?
1. Komunitas
Ubahlah kelas menjadi ruang yang terbuka, bukan
terbatas. Pembelajaran bisa menembus
batas ruang. Murid-murid butuh
dikenalkan sebagai warga masyarakat global.
2. Kreativitas
Sediakan bahan dan kesempatan bagi murid untuk
membangun, mencipta, melakukan eksperimen, dan menemukan. Jangan batasi,
berikan ruang yang luas.
3. Pemikiran Kritis
Seringlah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
memantik murid berpikir, bukan sekadar mengingat.
4. Komunikasi
Akan sangat bagus bila komunikasi dilakukan secara
jelas, singkat, dan konsisten. Yang
paling penting adalah lengkap dan dipahami maksudnya.
5. Kolaborasi
Jangan mengisolasi diri. Guru perlu menjalin relasi
dengan guru-guru yang lain, saling berbagi dan belajar. Kolaborasi adalah sebuah keniscayaan.
Lingkungan inovatif itu diciptakan, tidak hadir
begitu saja. Kelas (sekolah) yang inovatif pasti selalu dirindukan.
No comments:
Post a Comment