Friday, 31 May 2024

Jadwal Ta'lim Ahad Pagi Bulan Juni 2024

 Jadwal Ketempatan Ta'lim Ahad Pagi  Muhammadiyah Bulan Juni 2024:


1. Tgl, 02 Juni 2024

Di Masjid SMK Muhammadiyah 1 Purbalingga, Kec. Purbalingga

Ust. H.Syarifudin, S.Ag. M.H.


2. Tgl, 09 Juni 2024

  Di Masjid At Takwa Desa Majatengah, Kec. Kemangkon

Ust. M. Abdul Hanif, S.Pd.I, M.Pd.


3. Tgl,  16 Juni 2024

Di Masjid At Takwa Desa Metenggeng Kec. Bojongsari

Ust. H. Muakhor Abdussalam, S.Pd. I, M.Si.


4. Tgl, 23 Juni 2024

     Di Masjid Ali  Kelurahan Bancar, Kec. Purbalingga

Ust. Fathurrahman Kamal, LC, M.A.(Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah)


5. Tgl. 30 Juni 2024

 Di Masjid Baiturrahmah, Desa Kutasari, Kec. Kutasari

Ust. H. Sukarman, S.Ag.

Wednesday, 29 May 2024

(Terus) Doakan Anak Kita

 🌾Bulir Ibrah dan Hikmah🌾

Dinukil dan diselia dari

"Doakan Anak Kita"

@penaimaji, 27 Mei 2024


***


Di tengah gempuran ilmu parenting, juga banyaknya informasi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak, ada satu hal yang paling penting dari semuanya, yaitu jangan lupa untuk terus mendoakan anak kita. Doakan anak kita agar menjadi generasi shalih dan teladan ummat. Ada banyak referensi doa untuk anak di dalam Al-Quran. Meski seringkali tingkahnya menyebalkan, membuat orang lain tidak nyaman, bahkan sampai tidak suka. Jangan sampai kita sebagai orang tua ikut memarahinya.


Barangkali kita lelah; kita merasa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk terus membersamainya; mengupayakan ikhtiar tumbuhkembangnya. Jangan lupa, kembali pada agama—Ia yang membuat hati kita tenang. Bekalilah ia ilmu agama, ajak ia agar terus mengingat Allah. Jadilah orang tua teladan dalam beribadah di kehidupan sehari-harinya.


Jalani apa yang sudah digariskan oleh-Nya. Semuanya takdir, dan tidak bisa kita menyalahkan apa yang menjadi penyebabnya. Padahal kalau kita mau melihat diri sendiri, harusnya begitulah yang perlu dikoreksi. Apapun yang terjadi pada kita, akan kembali pada diri kita sendiri.


Barangkali, energi kita banyak terkuras; memiliki sedikit waktu untuk aktualisasi diri; kehilangan banyak hal, tapi pahamilah bahwa kita tidak kehilangan apapun, dan itu bukan pengorbanan, melainkan kewajiban kita sebagai orang tua. Betapa besarnya pahala jikalau kita mau memaknai dan bersabar.


Jangan sekali-kali kita membenci anak kita sendiri, hanya karena perlakuan orang lain. Semoga Allah memberi kita kesabaran seluas -luasnya untuk mendidik anak kita. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak mampu. Ikhtiar sebaik apapun, akan percuma jikalau kita tidak melibatkan Allah.


Ingatlah, kalau kita lelah fisik dan mental, kembalilah dan mendekat pada Allah—Rabb Semesta Alam. Semoga Allah meneguhkan hati kita, menahan amarah kita, menjadikan kita sosok yang lembut dan penyabar. Semoga kita tidak lupa, bahwa ada Allah, ada Allah, akan selalu ada Allah yang membantu apa yang sulit, menjadi mudah bagi kita.


🌾Mari Berdoa🌾


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا


_Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama_


Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa

(Q.S. Al Furqan:74)


Aamiin


***

Doa Anak untuk Orang Tua

Yang Lebih Tulus Mendoakan Adalah Anakmu

Penyusun: Raehanul Bahraen


Yang menyayangi-mu sejatinya

Orang tua, saudara, istri/suami dan anak-anakmu

Merekalah pahit-manis berbagi

Semua saling tulus mendoakan

.

Jika kau renungkan

Umur orangtua tidaklah lebih panjang darimu

Saudara-mu bisa jadi tersibukkan oleh keluarganya

Pasanganmu bisa jadi nyawanya mendahulu

Terlebih ia menikah lagi

.

Tersisalah anak-anakmu

Dalam gelapnya kubur

Penantian panjang hari kebangkitan

Harapanmu

Harta dan kesuksesan anakmu

Ataukah doa mereka

.

Saudaraku

Didiklah, perbanyaklah dan berdoalah

Anak-anak yang shalih

Bermanfaat bagi manusia dan berakhlak

.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

.

“Rabbi hablii minash shaalihiin”

.

“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku anak-anak yang shalih”. (Ash Shaffaat: 100)

.

Pernahkah anda mendengar

Orang yang terheran-heran di Akhirat?

Terheran dari mana datangnya

Kedudukannya yang tinggi ini

Padahal ia sadar di dunia

Amal tidaklah banyak


Datanglah jawabannya:

“Karena Istigfar anak-anakmu”

.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

.

“Sungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istighfar anakmu untukmu.’”

[Sunan Ibnu Majah ]



Tuesday, 28 May 2024

Prasangka Buruk

 Celotehan akar rumput 


Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh 


Bismillahirrahmanirrahim 


KISAH TENTANG PRASANGKA BURUK


Seorang eksekutif muda mengendarai sedan mewah menuju luar kota. Saat melewati jalan yang berkelok, ia melihat sebuah truk dari arah berlawanan. 


Ketika berpapasan di tikungan jalan, sopir truk agak melambat, kemudian kepala keluar jendela sambil teriak dengan keras,"SAPI !"


Eksekutif muda tadi langsung tersinggung, ia langsung buka kaca jendela dan membalas dgn penuh emosi, “Kamu yang sapi!!!"


Dan dia terus memaki: "Sapi jelek.. ngak punya otak! Dasar gembel!!"


"Baru punya truk aja sdh sombong" omelan nya terus keluar sambil tancap gas lagi. Tapi tiba tiba, saat mobilnya melewati tikungan patah ternyata ada puluhan sapi bertubuh besar, turun dari atas perbukitan memenuhi jalan!!!


Terlambat bagi si Eksekutif muda menghentikan mobilnya. Akhirnya mobil menabrak sapi dan banting stir ke kanan ke kiri. Nahas saat berusaha menghindari sapi lainnya, mobil mewah itu malah terguling & jatuh ke dalam lembah 


Si eksekutif muda segera keluar dari mobil dan naik ke atas ke tepi jalan utk minta pertolongan.


Si Eksekutif muda tersadar.

Ternyata, teriakan sopir truk tadi itu bukan ejekan, tapi justru."peringatan"

untuk si Eksekutif muda, bahwa ada kawanan sapi yang melintas di jalanan! 


Si Eksekutif muda menyesali Sudah mengabaikan peringatan sopir tadi bahkan Malah tersulut emosi dan keluar kata kata kotor


Sambil menunggu pertolongan Si eksekutif muda berdoa minta ampun pada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengucap syukur masih diselamatkan jiwa nya sekalipun mobil nya hancur


Ego seringkali menjadi bibit yg bisa memicu emosi.


Seperti kasus diatas. Melampiaskan emosi untuk sesaat memang membuat kita puas tapi dalam jangka panjang bisa merugikan kita sendiri. 


"Mari Kita Belajar cepat mendengar, dan lambat melampiaskan amarah!"


Di group FB dan WA kadang ada anggota yg senang membicarakan hal hal sepele yang kita tidak sukai. 

“Hargai kesenangan kawan itu bila kita juga ingin dihargai”,


 delete saja postingan dan tulisan yang tidak kita sukai, selesai. !! 


Jangan dicounter, karena cuma akan menunjukkan siapa diri kita yg sebenarnya!


 Percayalah,... tidak ada manfaatnya. Belajar menghargai orang lain bila kita ingin dihargai.


 "Kendalikan “emosi & ego, jangan dituruti emosi , karena hal tersebut bisa membakar hati!"


"latih diri kita utk penguasaan diri"


Belajar menahan diri dan berpikir positif selalu niscaya hidup akan jauh lebih baik

Sumber:

https://t.me/celotehanakarrumput



Monday, 27 May 2024

Adversity Quotient pada Anak


Dinukil dan diselia dari

"Jangan Mainkan Semua Peran"

@bayuvedha, 3 Februari 2022


***


Sebagai renungan atas kejadian bunuh diri kakak beradik di Bandung. Kedua korban menderita gangguan jiwa setelah ibunya meninggal dunia.


_Suatu saat kita akan meninggalkan mereka: jangan mainkan semua peran_

(Senior Psikolog dan Konsultan, UI)


Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi yang mana nanti, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.


Jangan memainkan semua peran,

ya jadi ibu,

ya jadi koki,

ya jadi tukang cuci.

ya jadi ayah,

ya jadi supir,

ya jadi tukang ledeng,


Anda bukan anggota tim SAR! Anak Anda tidak dalam keadaan bahaya.Tidak ada sinyal S.O.S!


Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.


#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, "Sini...Ayah bantu!".


#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, "Sini...Mama saja".


#Tali sepatu sulit diikat, "Sini...Ayah ikatkan".


#Kecipratan sedikit minyak


"Sudah sini, Mama aja yang masak".


Kapan anaknya bisa? Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, apa yang terjadi ketika bencana benar-benar datang? Berikan anak-anak kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.


Kemampuan menangani stress, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi, merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki. Skill ini harus dilatih untuk bisa terampil.


Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim! Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.


Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi, tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.


Tampaknya sepele sekarang... Secara apalah salahnya kita bantu anak? Tapi jika Anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.


Sakit sedikit, mengeluh. Berantem sedikit, minta cerai. Masalah sedikit, jadi gila.


Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya.

AQ?


Apa itu?


ADVERSITY QUOTIENT


Menurut Paul G. Stoltz, AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?


Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.


Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar-benar tidak sanggup lagi.


So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup. Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan.


Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan. Ajari mereka menangani frustrasi.


Kalau Anda selalu jadi ortu peri atau guardian angel, apa yang terjadi jika Anda tidak bernafas lagi esok hari? Bisa-bisa anak Anda ikut mati.


Sulit memang untuk tidak mengintervensi, ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih. Apalagi menjadi orang tua, insting pertama adalah melindungi,


Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orang tua. Tapi sadarilah, hidup tidaklah mudah, masalah akan selalu ada. Dan mereka harus bisa bertahan. Melewati hujan, badai, dan kesulitan yang kadang tidak bisa dihindari.


Selamat berjuang untuk mencetak pribadi yg kokoh dan mandiri


⁣***

Friday, 24 May 2024

Sepuluh Janji Allah kepada Orang Mukmin

 10 JANJI ALLAH KEPADA ORANG MUKMIN.

Sungguh bahagia menjadi seorang muslim yang kuat keimanannya, karena Allah Ta'ala telah menjanjikan kemenangan baginya yaitu Surga yang hakiki.


Janji Allah SWT kepada orang Mukmin adalah suatu kepastian :


✔️1. Menjanjikan kesabaran dengan pahala :


إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS.az-Zumar:10).


✔️2. Menjanjikan syukur dengan tambahan (nikmat) :


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu Memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan Menambah (nikmat) kepadamu. (QS.Ibrahim:7).


✔️3. Menjanjikan infaq dengan ganti dari-Nya :


 وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ

“Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah Ta'ala akan Menggantinya.” (QS.Saba’:39).


✔️4. Menjanjikan yang mengingat Allah Ta'ala, pasti diingat oleh-Nya :


فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu.” (QS.al-Baqarah:152).


✔️5. Menjanjikan tawakal dengan kecukupan :


وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah Ta'ala, niscaya Allah Ta'ala akan Mencukupkan (keperluan)nya. (QS.at-Thalaq:3).


✔️6. Menjanjikan taqwa dengan jalan keluar :


وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah Ta'ala niscaya Dia akan Membukakan jalan keluar baginya.” (QS.at-Thalaq:2).


✔️7. Menjanjikan doa dengan ijabah :


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

"Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. (QS.Ghofir:60).


✔️8. Menjanjikan yang menolong (agama) Allah Ta'ala dengan pertolongan dari-Nya :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah Ta'ala, niscaya Dia akan Menolongmu.” (QS.Muhammad:7).


✔️9. Menjanjikan istiqfar dengan ampunan :


وَمَن يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً رَّحِيماً

“Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah Ta'ala, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.an-Nisa’:110).


✔️10. Menjanjikan yang menjauhi dosa-dosa besar dengan lunturnya dosa-dosa :


إِن تَجْتَنِبُواْ كَبَآئِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami Hapus kesalahan-kesalahanMu.” (QS.an-Nisa’:31).


Semoga kita tergolong sebagai hamba yang dapat meraih janji-janji Allah Ta'ala untuk orang mukmin tersebut. Aamiin Yaa Rabal'allamin.

Thursday, 23 May 2024

Keajaiban Beristighfar

 ONE DAY ONE HADIST

Kamis, 23 Mei 2024 / 15 Dzulqo'dah 1445


Keajaiban-keajaiban dengan  Banyaknya Beristighfar


عنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضِي اللَّه عنْهُما قَال: قالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:

“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam :

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).


Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:


1- Tidak diragukan lagi bahwa istighfar merupakan sebab terhapusnya dosa. Jika dosa telah terhapus maka akan memberikan dampak yang bermacam-macam. 

2- Terkadang seorang yang terampuni dosanya ia akan mendapat rizki dan kebahagiaan dari setiap kesusahan dan kesedihan hidupnya.

3- Beristighfar dalam setiap nafasmu, maka Allah akan memberikan pertolongan yang tidak pernah engkau duga bahwa engkau akan mendapatkannya disaat–saat sulitmu. 

4- Kadang kita nggak perlu banyak mikir tapi banyak zikir yaitu diantaranya adalah istghfar, ulama berkata, 


لا تفكر كثيرا بل استغفر كثيرا فالله يفتح بالإستغفار أبوابا لا تفتح بالتفكير “


“Jangan terlalu banyak berpikir, tetapi banyaklah istighfar, karena Allah membuka pintu pintu yang tertutup dimana ia tidak bisa dibuka kecuali dengan istighfar.”

5- Sering kali ketika kita menghadapi masalah. Kita terlalu besar mengharap akan pikiran dan kemampuan kita untuk memecahkannya kemudian kita tidak melibatkan Allah di dalamnya, padahal bagi Allah sebesar apapun masalah untuk menyelesaikan cukup ia mengatakan “Kun fayakun.“ Jangan katakan engkau memiliki masalah besar tetapi katakanlah bahwa engkau memiliki Allah yang maha besar untuk menghadapi masalah-masalahmu.


Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :


1- Apabila kamu bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya serta taat kepada-Nya, maka Dia akan memperbanyak rezeki kalian dan menyirami kalian dengan keberkahan dari langit dan menumbuhkan bagi kalian keberkatan bumi sehingga bumi menjadi subur menumbuhkan tetanamannya, dan menyuburkan bagi kalian air susu ternak kalian dan memberimu banyak harta dan anak-anak dan menjadikan bagi kalian kebun-kebun yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan dan di tengah-tengah (celah-celah)nya dibelahkan bagi kalian sungai-sungai yang mengalir.


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً . يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً 


“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12 )


2- Perintah untuk banyak istighfar 


وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ


” Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya.” (QS. Hud:3)


3- Dan firman Allah ta’ala tentang kisah Hud,


وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ


Dan (Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).

Saturday, 11 May 2024

Bila Kehidupan Tak Terarah


“Hati yang kacau tidak menentu, tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali menghadapkan hati itu kepada Allah.” [Ibnul Qoyyim].

Sufyan bin Uyainah -rohimahulloh-mengatakan

“Para ulama dahulu biasa saling menasehati satu sama lain dengan kata-kata ini:

Barangsiapa memperbaiki keadaan batinnya, niscaya Allah perbaiki keadaan lahirnya.

Barangsiapa memperbaiki hubungan dia dengan Allah, niscaya Allah akan perbaiki hubungan dia dengan manusia.

Barangsiapa beramal untuk akhiratnya, niscaya Allah akan cukupkan kehidupan dunianya.”

Seringkali kita merasa keadaan kita tidak terarah, tidak menentu, tidak teratur, hampa, gersang, dst..

Jika keadaan ini menimpa kita, ingatlah bahwa itu pertanda kita sudah jauh dari Allah.. Solusinya sangat sederhana sebenarnya, hanya saja semua kembali kepada kita, mau atau tidak untuk move on.

Segeralah kembali kepada Allah, dan fokuslah dengan ibadah.. Jika ibadah kita beres, Allah akan membereskan kehidupan kita dan memberkahi waktu kita.. Karena sangat tidak mungkin Allah melantarkan orang yang mendekat kepada Dia dengan ikhlas dan sesuai tuntunan.

Perbanyak amal sholeh di bulan Dzulqo'dah salah satu bulan Harom, amal ibadah dilipatgandakan...

Semoga kita diberi kemampuan utk senantiasa  istiqomah di jalan Allah & rasul Nya

Friday, 10 May 2024

Orang yang Telah Selesai dengan Dirinya

ORANG YANG TELAH SELESAI DENGAN DIRINYA


Alangkah beruntung nya  orang orang yang telah selesai dengan dirinya.


Mereka pasti bahagia karena apapun yang menimpa dirinya, tidak lagi mempengaruhi nya.


Mau yang datang itu menyenangkan ataupun menyusahkan dalam kehidupan nya, tidak masalah baginya.


Mau yang datang itu mem bahagiakan atau menyedihkan, dia tidak terpengaruh.


Mau yang dialami nya sehat atau sakit, bisnis nya untung atau rugi, semua itu tidak akan menggoyahkan kebahagiaan nya.


Sudah tidak ada lagi dualisme, baik buruk dalam hidup nya, atas Semua itu takdir Allah. Dan dia yakin sekali semua takdir Allah itu PASTI BAIK.


Pegangannya firman Allah :

"Ya Tuhan kami, apa pun takdir Mu itu tidak ada yang bathil"

          ( QS. Ali Imran :191 )


Orang orang seperti ini, disebut orang yang telah selesai dengan dirinya.


Orang orang yang seperti ini, lebih senang memberi dari pada diberi. 

Bagi mereka memberi jauh lebih membahagiakan daripada diberi.

Ada kepuasan batin yang tidak terkira dengan memberi itu.


Bagi orang orang yang telah selesai dengan dirinya ini, lebih suka mencintai dari pada menuntut untuk dicintai

Lebih senang menolong daripada mengharapkan pertolongan.


Lebih suka memberi perhatian daripada minta diperhatikan.


Mereka ini suka menebar kan manfaat disekelilingnya, daripada menyebarkan mudharat ke sekitarnya.


Mereka paham betul dengan hadits Nabi :

"Sebaik baik manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya"


Mereka juga suka mengamalkan firman Allah :

"Dan tidak Kami utus engkau ( Muhammad) kecuali menebarkan rahmat di seluruh alam."


Orang orang yang telah selesai dengan diri nya ini suka berinfak, dan sedekah membantu orang lain. Karena sewaktu ia memberi uang kepada seseorang, dia merasa sedang memberi untuk diri nya sendiri. Sehingga dia tidak bangga dan sombong sudah bisa memberi sesuatu kepada orang lain. Karena dia yakin pada hakikat nya dia sedang memberi untuk dirinya sendiri.


Dia selalu ingat firman Allah :

"Jika engkau berbuat baik, maka kebaikan mu itu untuk diri mu sendiri".

          (QS. Al Isra' : 7 )


Oleh karena itu, kalau ia memberikan sesuatu kepada seseorang, maka pasti yang terbaik. Karena ia meyakini  bahwa pemberian nya itu, hakikat nya untuk diri nya sendiri.


*Mereka yakin sekali dengan firman Allah :*

_*"Barangsiapa berbuat kebaikan, maka kebaikan itu untuk diri nya sendiri"*_

           ( QS. Fushilat : 46 )


*Sehingga hidup mereka bergelimang kebaikan, akibat perbuatan baik nya itu.*


*Karena Allah sudah berjanji dalam firman Nya :*

_*"Berbuat baiklah, sesungguh nya Allah mencintai orang orang yang berbuat baik"*_

      ( QS. Al Baqarah : 195 )


*Dan yang lebih dahsyat lagi Allah berfirman :*

_*"Sesungguhnya Rahmat Allah dekat dengan orang yang berbuat baik".*_


*Padahal kita tidak akan masuk surga kecuali dengan rahmat Allah*.


*Nabi bersabda,* 

_*"Betapa pun banyak amal mu, tidak akan memasukkan mu ke surga, kecuali men dapat rahmat Allah*_


*Sahabat bertanya, apakah engkau juga seperti itu ya Rasulullah* ?


*Nabi menjawab,*

_*"Akupun tidak akan masuk surga berapa pun banyak amalku, kecuali dengan rahmat Allah".*_


*Dan ternyata rahmat Allah itu, mudah kita dapatkan dengan cara sederhana yaitu, senang berbuat kebaikan.*


*Kesimpulannya, betapa beruntungnya orang orang yang sudah selesai dengan dirinya*.


*Di dunia mereka bahagia, karena tidak dipusingkan oleh takdir yang datang, dan di akhirat Surga Allah sudah menantinya.*


             *In sya Allah !!!*

               Aamiin....

    Yaa Rabbal Aalamiin...

                        

Siapakah Kita, Nelayan atau Manajer?

Seorang manager yang memiliki gaji 100 juta perbulan tengah berdiri di tepi pantai dan memandang ke arah laut, ketika seorang nelayan merapatkan perahunya. 

Manager itu bertanya :

Berapa lama waktu yang anda habiskan untuk menangkap ikan sebanyak ini?

“Tidak lama, cukup 5 jam,” jawab nelayan.

“Mengapa tidak pergi lebih lama lagi dan menangkap lebih banyak lagi ?”

“Ini sudah cukup buat keluargaku.”

“Apa yang Anda lakukan di luar menangkap ikan?”

“Bermain dengan anak-anakku, tidur siang, makan siang bersama keluargaku, mengantar dan jemput anak ke sekolah, bermain gitar, ngobrol dengan teman-temanku, ya, hidup yang begitu kunikmati.”

“Aku punya ide untuk membantumu,” ujar si manager. 

“Aku lulusan master dari Amerika,Saranku, habiskan waktumu lebih banyak utk menangkap ikan, beli perahu yang lebih besar, dapat lebih banyak uang, beli lagi beberapa perahu.’

Jangan jual ikan ke perantara, jual langsung ke pengolahan sampai Anda memiliki pabrik sendiri. 

Kendalikan produk, distribusi dan produksinya.

Setelah itu anda pindah ke kota besar, kemudian ke luar negeri untuk mengembangkan usaha ini.”

“Menarik, tapi berapa lama waktu yg dibutuhkan supaya aku bisa seperti itu?” tanya nelayan mulai tertarik.

“Lima belas tahun paling cepat. Dua puluh tahun paling lambat,” jawab si manager. 

“Setelah itu pak, Pak ?”

“Inilah bagian yang paling menarik,

Anda bisa menjual saham perusahaan di bursa dan menghasilkan uang miliaran.”

“Wah, miliaran ya. 

Lalu apa setelah itu Pak?”

“Lalu, Anda bisa istirahat dan pulang ke rumah. 

Pindah ke desa kecil di tepi laut, memancing, bermain dengan anak-anak, tidur siang, makan bersama istri, mengantar anak ke sekolah,  bermain gitar serta ngobrol dengan teman-teman dekat.

Oooooooh..

Kalau TUJUAN AKHIR nya cuma itu, sekarang SAYA SUDAH MENDAPATKAN apa yang SAYA INGINkan, 

Kalau menunggu 20 tahun lagi, anak-anak saya sudah besar,  

jadi gak mungkin lagi saya bermain dan mengantar mereka ke sekolah sahut si nelayan sambil meninggalkan manager yg kebingungan.


Pesan si Nelayan : 

Jangan lewatkan GOLDEN MOMENT bersama ANAK-ANAK & KELUARGAmu. 

Karena HAL INDAH  ini TIDAK AKAN TERULANG  DUA KALI.....

Thursday, 9 May 2024

Bahagia itu Sederhana : Turunkan Ekspektasi

Merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidaklah selalu harus mewah. Demikian juga ketika liburan. Saya mengeluhkan tidak dapat menikmati karena bahkan ketika berada pada hari liburan urusan sekolah masih tersampaikan lewat HP. Bagaimana caranya? Turunkan ekspektasinya. 

Begitu pun hari ini. Libur dua hari saya gunakan "hanya" untuk menyelesaikan mencuci baju dan menyetrika baju yang sudah menumpuk. Rasanya sia-sia liburan dua hari ini tanpa diisi dengan jalan-jalan atau healing seperti lainnya. 

Yang lain satu persatu mulai mengirimkan status WA di berbagai tempat liburan. Aku hanya memandangi sekilas. Ada kegiatan di rumah yang tidak bisa ditinggal. Rumah sedang diperbaiki. Tidak lucu kalau ada yang sedang bekerja, kita tuan rumahnya jalan-jalan. Maka demikianlah, liburan terlewat tanpa rekreasi. Apakah kita tidak bisa menikmati liburan?

.Memang terbayangkan ketika akan liburan sementara ada kegiatan di rumah yang tidak mungkin ditinggalkan. Tugas dari sekolah juga menuntut untuk diselesaikan. Di liburan ini juga tidak bisa lepas dari beragam kegiatan sekolah. Meskipun tidak hadir ke sekolah, agenda kegiatan terus berlanjut lewat dunia maya, WhatsApp. Maka begitulah kesempatan menikmati liburan dengan jalan-jalan semakin menjauh dari ekspektasi. 

Jadi teringat pesan teman beberapa waktu lalu ketika saya mengeluhkan tidak bisa menikmati liburan karena agenda sekolah pasti akan terus berkutat meski waktu libur. Katanya kurangi besarnya ekspektasi. Liburan jangan selalu dijadwalkan dengan jalan-jalan atau rekreasi. Kalau sering kecewa karena rencana jalan-jalan liburan gagal karena berbagai kegiatan maka tidak usah merasa bersedih hati dan galau. Barangkali ekspetasinya yang terlalu tinggi. 

Dipikir ada benarnya juga. Selama ini ketika melihat kalender merah maka berbagai rencana jalan-jalan mulai bermunculan. Berbagai tempat yang bisa menjadi tempat tujuan liburan dibuat list meskipun hanya di pikiran. Dan pada akhirnya memang sering kecewa. Begitu luas liburan usai kita merasa menjadi orang yang paling kurang healing dan rekreasi. 

Nah, kali ini saya mencoba mengubahnya. Meskipun hanya dengan menikmati tidur siang dengan santai dan tenang, menyelesaikan tugas-tugas rumah yang sering tertunda saat hari aktif, atau hanya sekedar mengurus tanaman atau bunga dengan lebih inten, saya mensyukurinya. Saya menikmatinya tanpa berpikir bahwa sekarang liburan dan harus jalan-jalan. Rasanya menjadi berbeda. Saya tidak merasa bersalah pada diri sendiri karena menganggap tidak rekreasi di saat liburan berarti terlalu keras pada diri sendiri. 

Saya menikmati setiap suasana yang saya lewati dengan berbagai kegiatan di rumah dengan penuh syukur. Cucian dan setrikaan yang menggunung berkurang. Tanaman dibebaskan dari kekeringan dan rumput liar. Bisa tidur nyenyak tanpa buru-buru untuk pergi ke tempat kerja. Rasanya plong dan bahagia. Sesederhana itu. Mengurangi besarnya ekspektasi mengubah segalanya. Terima kasih untuk pesan singkat namun ternyata berdampak luar biasa. 

Anak-anak yang Lebai

 Celotehan akar rumput 


Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh 


Bismillahirrahmanirrahim 


ANAK-ANAK YANG LEBAY


(M. Fauzil Adhim)


Kelak akan tiba masanya, seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, orang tua berpayah-payah mendidik anak, tetapi anaknya memperlakukan emaknya seperti tuan memperlakukan budaknya. Dan aku takut peristiwa itu akan terjadi di masa ini, masa ketika anak-anak tak mengenal pekerjaan rumah-tangga, dan pesantren maupun sekolah-sekolah berasrama lainnya tak lagi menjadi tempat bagi anak untuk belajar tentang kehidupan. 


Anak-anak itu belajar, tetapi hanya mengisi otaknya dari pengetahuan yang dapat diperoleh dari text book dan google. Sementara tangannya bersih tak pernah mencuci maupun melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik lainnya, sehingga empati itu mati sebelum berkembang. Tak tergerak hatinya bahkan di saat melihat emaknya kesulitan bernafas seumpama orang hampir mati disebabkan ketuaan atau sakitnya kambuh, tetapi anak tak bergeming membantunya. Apalagi berupaya melakukan yang lebih dari itu.


Aku termangu mengingat nasehat Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengenai tanda-tanda hari kiamat, salah satunya dari hadis panjang yang kali ini kita cuplik ringkasnya:

.

سَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا: إِذَا وَلَدَتِ الْمَرْأَةُ رَبَّتَهَا


_Aku akan memberitahukan kepadamu tanda-tandanya; jika seorang (sahaya) wanita melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)_

.

Ibunya bukanlah seorang budak. Bukan. Ibunya orang merdeka. Tetapi anak-anak itu tak tersentuh hatinya untuk cepat tanggap membantu ibunya. Padahal membantu saat diminta adalah takaran minimal bakti kepada orang tua. Takaran di atas itu, tanpa diminta pun ia sudah tergerak membantu. Dan di atasnya lagi masih bertingkat-tingkat kebaikan maupun kepekaan seorang anak tentang kebaikan apa yang sepatutnya ia perbuat terhadap kedua orangtuanya.


Ada yang perlu kita renungi. Ada airmata yang perlu mengalir, menadahkan tangan mendo’akan anak-anak dan keturunan kita, menangisi dosa-dosa, berusaha memperbaiki diri dan tetap tidak meninggalkan nasehat bagi anak kita karena ini adalah haknya. Nasehat. Ia adalah kewajiban kita untuk memberikannya meskipun mereka tak memintanya. Kitalah yang harus tahu kapan saat tepat memberikan nasehat sebab semakin memerlukan nasehat, justru kerapkali semakin merasa tak memerlukan nasehat.


Hari ini, betapa banyak anak yang di sekolah berasrama tak diajari mengurusi kehidupan pribadinya karena makanan siap saji setiap waktu makan, hanya perlu berbaris untuk mengambilnya. Sedangkan pakaian pun tak perlu ia menyempatkan waktu mengatur jadwal agar bersih saat mau digunakan, karena sudah ada laundry, sementara tugas sekolah tetap tertunaikan. Tidak terbengkalai. Maka di saat mereka pulang, kita perlu melatih tangan dan juga hatinya agar tanggap. Bukan menyerahkan begitu saja kepada pembantu. Tampaknya ini hanya urusan pekerjaan rumah-tangga yang sepele, tetapi di dalamnya ada kecakapan mengelola diri, mengatur waktu dan lebih penting lagi adalah empati.


Apakah tidak boleh kita menggembirakan mereka dengan sajian istimewa saat mereka pulang dari pesantren? Boleh. Sangat boleh. Tetapi hendaklah kita tidak merampas kesempatan mereka untuk belajar mengenal pekerjaan rumah-tangga, menghidupkan empati dan mengasah kepekaannya membantu orang tua. Liburan adalah saat tepat belajar kehidupan. Bukan saat untuk libur menjadi orang baik sehingga seluruh kebaikan yang telah biasa mereka jalani di sekolah, sirna saat liburan tiba. Mereka seperti raja untuk sementara, sebelum kembali ke penjara suci.


Diam-diam saya teringat, konon di sebuah sekolah bernama Eton College, semacam Muallimin di Inggris tempat anaknya raja maupun anak orang sangat kaya bersekolah, para siswa diharuskan mencuci dan menyeterika bajunya sendiri. Bukan bayar laundry. Ini bukan karena orang tua mereka fakir miskin. Bukan. Tetapi karena dalam urusan sederhana itu ada kebaikan yang sangat besar bagi kehidupan mereka di masa yang akan datang, termasuk dalam hal kepemimpinan. Mereka menjadi lebih peka tentang apa yang seharusnya dilakukan saat menjadi pemimpin perusahaan, termasuk dalam mengelola waktu.


Apa yang dilakukan di Eton College sebenarnya bukan barang baru, tetapi saya merasa perlu menghadirkan kisah ini selintas hanya untuk menggambarkan betapa anak-anak memerlukan latihan untuk mengasah kepekaannya, menghidupkan empatinya dan meringankan langkahnya membantu orang tua. Mereka sangat perlu memiliki semua itu karena dua alasan. Pertama, ketiganya (kepekaan, empati dan kemauan untuk meringankan langkah) sangat mereka perlukan dalam menjalani kehidupan bersama orang lain, baik ketika berumah-tangga maupun berdakwah dan mengurusi ummat. Artinya, minimal semua itu mereka perlukan untuk meraih kehidupan rumah-tangga yang baik, tidak terkecuali dalam mendidik anak. Kedua, ketiganya mereka perlukan untuk dapat berbuat kebajikan bagi kedua orang tua (birrul walidain) dengan sebaik-baiknya. Dan birrul walidain merupakan salah satu kunci kebaikan yang dengan itu anak dapat berharap meraih ridha dan surga-Nya Allah ‘Azza wa Jalla.


Jadi, urusan terpentingnya bukan karena kita kewalahan lalu perlu bantuan mereka. Bukan. Bukan pula karena kita repot sehingga memerlukan kesediaan mereka untuk meringankan tugas-tugas kita. Tetapi hal terpenting dari melibatkan anak membantu pekerjaan di rumah dan tanggap terhadap orang tua justru untuk keselamatan dan kebaikan anak kita di masa-masa yang akan datang. Kejamlah orang tua yang tak melatih anaknya untuk berbakti kepadanya hanya karena merasa orang tua tak perlu menuntut anak membantunya. Ingatlah, kita latih, dorong dan suruh mereka agar cepat tanggap dan ringan membantu bukanlah terutama untuk meringankan beban orang tua, tetapi justru agar anak-anak kita memperoleh kemuliaan dan kebaikan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dengan birrul walidain. Sekurang-kurangnya tidak menyebabkan mereka terjatuh pada perbuatan mendurhakai orang tua. Dan ini merupakan serendah-rendah ukuran.


Ada yang perlu kita khawatir jika lalai menyiapkan mereka. Pertama, anak-anak merasa berbuat kebajikan kepada kedua orang tua, termasuk membantu pekerjaan di rumah, bukan sebagai tugasnya. Mereka tak membangkang, tetapi lalai terhadap apa yang sepatutnya mereka kerjakan. Ini merupakan akibat paling ringan. Kedua, anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang durhaka kepada orang tua. Dan karena kedurhakaan itu bersebab kelalaian orang tua dalam mendidik, maka di Yaumil Qiyamah mereka menjatuhkan orang tua di mahkamah Allah ‘Azza wa Jalla sehingga justru orang yang merasakan azab akhirat. Ketiga, sebagaimana disebut dalam hadis di atas, anak-anak berkembang menjadi pribadi yang memperbudak orang tua, bahkan setelah mereka mempunyai anak. Na’udzubiLlahi min dzaalik.


Ada yang perlu kita renungkan tentang bagaimana kita mendidik anak-anak kita. Saatnya kita kembali kepada tuntunan agama ini, bertaqwa kepada-Nya dalam urusan mendidik anak dan berusaha menggali tentang apa saja yang harus kita bekalkan kepada mereka.

 


Sunday, 5 May 2024

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh 

Bismillahirrahmanirrahim 


Membeli Waktu


Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul  21.00 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu  sangat melelahkan baginya. Sesampainya di rumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang duduk di kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pintu rumah.  Sepertinya ia sudah menunggu lama.

 

“Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya.

 

Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja,  dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari.

 

“Aku menunggu Papa pulang, karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak.

“Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mau minta  uang lagi ya?”, jawab sang ayah.

“Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya

.“Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp.400.000. Setiap bulan  rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah.

 

Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari meja belajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman.

 

Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya.

 

“Jadi kalau satu hari Papa dibayar Rp 400.000 utuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000 dong!”

“Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!”

 

Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?”

 

“Sudah malam nak, buat apa minta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur”

 

“Tapi papa..”

“Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi.

 

Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya.

 

Sang Ayah tampak menyesali ucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itu sedang terisak-isak sambil memegang uang Rp 30.000.

 

Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata  “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu  juga boleh. Kamu mau pakai buat beli mainan khan?”

 

“Papa, aku ngga minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”

 

“Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa.

 

“Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa” Sang Papa cuma terdiam.

 

Ia kehilangan kata-kata. Ia pun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis. Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis..

 

Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak..

 

“Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa.

 

“Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa  bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya.

 

Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang Papanya.


https://t.me/celotehanakarrumput


Selamat menjalankan ibadah dan beraktivitas hari ini, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita.

Aamiin


Saturday, 4 May 2024

Mandi dengan Anak, Bagaimana Hukumnya?

 Hukum Orangtua Mandi Dengan Anak


Banyak orangtua yang terbiasa mengajak anak-anak mereka yang masih kecil untuk mandi bersama. Salah satu tujuan orangtua ialah untuk mulai mengenalkan anggota tubuh manusia termasuk kelamin. 


Demi mempersingkat pekerjaan rumah Bunda yang menumpuk atau Ayah yang buru-buru untuk bekerja, anak diajak untuk mandi bersama agar menghemat waktu.


Memang jika orangtua mandi bersama dengan anak, anak akan teredukasi menjaga kebersihan badan, menjaga aurat yang tidak boleh dipegang oranglain, dll.


Namun, bukan berarti mandi bersama adalah melepas semua pakaian tanpa sehelaipun atau aurat intim terbuka.


Dalam pandangan Islam, telanjang meskipun dengan anaknya yang belum baligh atau sudah baligh tetap tidak diperbolehkan. 


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍۗ مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِنْۢ بَعْدِ صَلٰوةِ الْعِشَاۤءِۗ ثَلٰثُ عَوْرٰتٍ لَّكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّۗ طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ 


Artinya: _”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kalian miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kalian, meminta izin kepada kalian tiga kali (dalam satu hari), yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kalian. Tidak ada dosa atas kalian dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kalian, sebahagian kalian (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kalian. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”_ (QS. An-Nur: 58)


Sebagai orangtua, mengedukasi sex sejak dini bukan berarti orangtua mandi bersama anak tanpa menutup aurat intimnya. Justru bahwa mandi bersama merupakan bagian dari pendidikan untuk menutup aurat kepada anak. 


Alasan mengabkrabkan diri dengan anak melalui mandi bersama tentu bisa dibenarkan sebatas masih menutup aurat yang boleh ditampilkan pada mahram. Tetapi, bukan berarti harus mandi bersama anak tanpa sehelaipun.


🔍 Sumber: islamkaffah

Istinsyaq/Istintsar

ISTINSYAQ DAN ISTINTSAR SEBAGAI UPAYA PREVENTIF INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS


Oleh: 16711125-Fauziyah Ulfatun Ni’mah


Berwudhu tidak hanya upaya untuk membasahi anggota tubuh saja, namun hakikat dari berwudhu ialah membuat diri seseorang suci dan bersih dari segala noda baik noda fisik maupun batin. Cuci hidung atau menurut Islam dikenal dengan istilah istinsyaq dan istintsar, merupakan bagian dari proses wudhu yang dilakukan oleh umat Islam. Istinsyaq merupakan proses menghirup air untuk masuk rongga hidung, sedangkan istintsar ialah proses mengeluarkan air dari rongga hidung. Hadits mengenai cuci hidung diantaranya ialah: “Sempurnakanlah dalam berwudhu usaplah sela-sela jari dan beristinsyaq lah (hisaplah air ke dalam hidung dalam-dalam) kecuali jika engkau sedang berpuasa” (HR Ahmad, Ibnu Majah, An-NasaI, dan At-Tirmidzi)

Wednesday, 1 May 2024

General Vocabulary Quiz: Uji Kemampuan Kosakatamu!

Pada beberapa waktu sebelumnya kalian sudah belajar tentang kosakata umum (general vocabulary). Kalian bisa lihat di sini daftar kosakata umum. Kosakata ini sangat sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan bahasa Inggris.

Untuk mengecek penguasaan kosakata tersebut silahkan kalian klik link di bawah ini.  Ada beberapa link silahkan bisa dipelajari dan dikerjakan untuk dapat menguasai kosakata tersebut. Semoga dengan semakin banyak kosakata akan semakin mudah mengerti soal dan mengerjakan dengan benar. Semoga bermanfaat.

# General vocabulary test 1

https://quizizz.com/join?gc=85030375

# Vocabulary mastery

https://quizizz.com/join?gc=81509709

# General vocabulary 3

https://quizizz.com/join?gc=81509709

Parenting Bulan Desember 2024 Musabangga

Kegiatan parenting bulan Desember 2024 dilaksanakan bersamaan dengan pembagian hasil belajar siswa atau rapor.  Kegiatan ini dilaksanakan pa...