Resume Kuliah Ke 6 Belajar Menulis Gelombang 8 Cikgu Tere
Pada malam hari ini kita akan banyak belajar
pengalaman dari Cikgu Tere. Nama lengkap beliau adalah Theresia.Seorang guru blogger Inspiratif, alumni gelombang 4, yang naskahnya
tembus ke penerbit mayor.
Pada kesempatan kuliah malam ini mengangkat
topik, "Bukan Guru Biasa" Menurutnya, guru-guru semua yang mengikuti
kegiatan pelatihan belajar menulis adalah guru - guru yg hebat dan luar biasa. Bahkan, layak menyandang predikat, "Bukan Guru Biasa".
Saat ini, kita berada dalam masa pandemi. Di mana kita dipaksa
untuk beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Dan pada setiap perubahan
itu, pasti kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman. Akibat dari
ketidakbiasaan tadi. Karena kita keluar dari zona nyaman. Banyak guru di luar sana yang memilih
untuk menyerah pada keadaan, dibandingkan dengan menciptakan situasi baru atau
keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman. Hal ini tentunya akan
menjadikan situasi pandemi saat ini sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah.
Namun, tak sedikit juga, guru yang justru
menemukan berkah di balik musibah. Yang tadinya
tidak mengerti dengan pembelajaran daring berbasis teknologi, sekarang sudah
piawai menyelenggarakan kelas online. Bahkan bisa mengajari rekan guru yang
lain. Yang tadinya tidak bisa menulis buku, sekarang bisa menulis buku. Dan
masih banyak kisah sukses lainnya.
Pada awalnya merupakan Cikgu Tere seorang guru yang juga mengalami kebingungan
dengan kondisi seperti saat ini. Sampai akhirnya, beliau bergabung
dengan grup WA pelatihan belajar menulis gelombang 4. Selama mengikuti kegiatan
belajar menulis di gelombang 4, beliau mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan
dan bekal keterampilan terkait dunia menulis.
Motivasi beliau untuk aktif menulis di blog adalah
untuk membuat jejak digital. Mengapa harus blog? Krn menulis di blog menurutbeliau lebih
keren daripada menulis di media sosial. Di era digital ini, blog adalah salah satu identitas kita. Maka di awal mengikuti
pelatihan belajar menulis, pasti sudah membangun personal brandingnya melalui blog.
Berikut ini adalah beberapa alasan beliau untuk mengikuti
kegiatan belajar menulis:
1. Melakukan
hobi (hobi saya adalah menulis. Sejak kelas 3 SD beliau sudah menulis
cerita dan bahkan buku sederhana yang dikliping / tidak diterbitkan)
2. Mengupgrade
skill menulis (bergabung dengan penulis lain, membuatnya terus
termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis)
3.
Mengekspresikan diri (Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang
sangat produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita
seluas - luasnya)
4. Jembatan
meraih prestasi. (Menulis mendatangkan banyak manfaat, di antaranya berbagai
apresiasi sebagai bonus dari menulis. Contoh apresiasi yang diterimanya adalah : blogger
inspiratif, penulis cerita mini terbaik, kreator artikel terbaik, penulis
beberapa judul buku (indie dan mayor), Tim Reviewer dan Uji Keterbacaan Modul
Literasi dan Numerasi, Tim pengembang konten artikel di Komunitas Belajar
Guru Penggerak Kemdikbud. Hal ini merupakan pencapaian terbesar dalam hidup beliau, terlebih
ketika sudah menjadi seorang guru. Dan terutama di masa pandemi seperti saat
ini.
Dari awalnya menulis resume sebagai rangkuman materi belajar,
sampai menulis artikel untuk lomba, dan bahkan menulis bacaan untuk
dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dan menulis buku untuk berbagai kepentingan. Banyak proses
yang dilalui untuk dapat menulis artikel dan bahkan buku. Perlu jam terbang,
konsistensi, dan kesadaran dari kita masing- masing. Saya sendiri senang menerima
tantangan yang diberikan oleh para narsum, seperti Bunda Lilis Sutikno yang
menantang agar jadi peresume tercepat dan menulis buku dalam waktu seminggu
bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit Andi.
Terkait jam terbang, ini adalah hal yang paling penting bagi seorang
penulis. Terutama untuk mencegah terjadinya writter blocks. Bagi para penulis
pemula, hal ini pasti sering terjadi. Apalagi jika Bapak/Ibu termasuk orang
yang menulis dengan mengandalkan mood / suasana hati. Menulis harus dilakukan
di mana saja, kapan saja dan bagaimana saja caranya. Agar jam terbang kita
terus meningkat.
Beberapa hari ini, saya mengamati gaya menulis Bapak/Ibu. Banyak
diantaranya yang sudah sangat baik dalam menulis. Alurnya jelas dan kalimat -
kalimatnya rapi sehingga paragraf pun menjadi padu dan akhirnya resume pun
menjadi enak untuk dibaca karena isinya mengalir. Saya yakin, jika Bapak/Ibu
telah menyelesaikan kegiatan pelatihan ini, Bapak/Ibu pasti dapat menulis buku
karya sendiri dengan baik.
Khusus untuk menulis buku, Cikgu Tere membagikan
pengalamannya dalam menulis buku yang dirangkum dengan kata IDOLA.
I =
Identifikasi topik menarik
D = Daftar
semua judul luar biasa
O = Outline
terperinci akan membantu
L = Lanjut
menulis isi bab
A = Atur layout
sesuai permintaan penerbit
Berkat menulis di blog, keterampilan menulis beliau terus menerus
terasah dan akhirnya tanggal 1 Oktober 2020, Cikgu Tere mendapat
apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar Kemdikbud sebagai
Kreator Konten Artikel Terbaik dalam Lomba Pancasila Bakti 2020. Hadiahnya
sangat besar yaitu 10 juta rupiah, dalam bentuk media pembelajaran. Tidak terbayang ketika tulisan kita sebanyak 3-4 halaman dibayar dengan nominal
seperti di atas? Luar biasa sekali, bukan? Om Jay sering mengatakan bahwa kita harus menulis setiap hari
karena akan mendatangkan keajaiban. Munkin ini salah satunya.
Beberapa kali Cikgu Tere lolos seleksi lomba tingkat
nasional, salah satunya karena ada jejak digital
melalui tulisan beliau di media
sosial dan blog. Inilah pentingnya personal branding. Ketika panitia lomba ingin
mengetahui profilnya, mereka cukup mengetik namanya di browser. Lalu, mereka akan
mendapat semua informasi yg diinginkan.
Tidak ada seorang penulis yang langsung besar. Semuanya berawal dari
penulis yang kecil dulu, namun lama kelamaan karya tulisnya akan dihargai
orang, asalkan, dia terus konsisten dalam menulis. Bisa di blog maupun di media sosial. Dan
tak kalah pentingnya, bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran serta
kritik dari para pembaca. Berlakulah sebagai pembaca tulisan kita sendiri ketika
sudah selesai menulis, agar kita berlatih objektif. Sehingga tulisan akan tetap terjaga
kualitasnya.
Kesimpulan untuk dapat memantaskan diri menjadi bagian dari
"Bukan Guru Biasa", hendaknya kita selalu melakukan 3 B yaitu:
Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat karya nyata, dan
bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain.
Menjawab pertanyaan dari peserta pelatihan
menulis, Cikgu Tere memberikan solusi sebagai berikut:
1. Kenali dulu
penyebab writerblock itu. Apakah dari internal penulis atau eksternal. Setelah
tahu penyebabnya pasti akan dengan mudah mencari solusinya. Contoh : menulis
dengan mood (internal) maka buat jadwal menulis sehingga kita dipaksa menulis.
Suasana menulis tidak mendukung (eksternal) solusinya, kenali gaya menulis dan
ciptakan suasana menulis yg diinginkan.
2. Saya masih
berusaha menjaga konsistensi menulis, terutama di blog. Krn sy termasuk idealis
dalam membuat sebuah tulisan. Tapi, saya harus menulis setiap hari. Dan yg
paling sering sy gunakan adalah menulis draft tulisan saya di catatan HP. Jadi
intinya, walaupun tidak langsung posting di blog, saya tetap menulis.
3. Ide brilian
memang sulit untuk ditemukan. Tapi biasanya ide ini akan muncul dengan
sendirinya. Biasanya terpancing dgn situasi yg terjadi saat ini. Sebenarnya,
ide brilian bisa ditemukan dgn membuat peta konsep terlebih dahulu.
Pada kesempatan ini Cikgu Tere juga berbagi kiat sukses untuk meraih prestasi termasuk menerbitkan buku mayor
adalah :
1. Berpikir
positif
2. Tetapkan
target / fokus pada tujuan
3. Maksimalkan
potensi
4. Miliki
mindset pembelajar
5. Ciptakan lingkungan
yang mendukung. Hambatan dan tantangan akan selalu ada di mana pun kita berada. Tapi harus selalu berusaha
fokus utk meraih kesuksesan dengan mengabaikan hambatan tersebut. Caranya tutup
mata tutup telinga. Dan sebisa mungkin jalin relasi dengan orang-orang yang satu frekuensi agar lingkungan terisi dengan
energi positif yang akan mendorong kita utk terus berkarya dan meraih
prestasi.
6. Atur waktu
seefektif mungkin. Sebagai penulis pemula
adalah mengatur jadwal menulis. dan konsisten dengan jadwal tersebut.
Kesimpulan Cikgu Tere di akhir pemaparannya bahwa menjadi penulis adalah sebuah jalan yg mulia dan harus kita tapaki penuh keyakinan.
Karena menulis itu bukan hanya ajang pembuktian diri namun sebagai jalan
untuk berbagi inspirasi dan motivasi bagi orang lain.
# Resume kuliah ke-7 Belajar Menulis Gel. 8
Semangat untuk terus menulis
ReplyDelete