# Resume kuliah ke -20 Belajar Menulis
Perkulaihan pada malam hari ini diisi oleh narasaumber Ibu Salamah dari SD Negeri 2 Wonosobo.
Pemaparan materi disampaikan secara audio dan diharapkan lebih antusias di dalam kelas. Ibu Salamah seorang guru SD di SD Negeri 2 Wonosobo. Seain itu pula beliau adalah seorang penulis buku, mentor CPNS, dan psikotes, juga menjabat sebaai ketua bidang perancang kurikulum danauditor sebuah platform. Beliau sudah menghasilkan 34 buku.
Berkaitan dengan ketrampilan menulis. Beliau menyampaikan
tips bagaimana menulis dengan cepat. Menulis adalah hal yang menyenangkan
apalagi menulis cerita atau novel. Namun terkadang kita menganggap menulis itu
sebagai suatu hal yang berat padahal setiap hari menulis sudah menajdi bagian
kehidupan kita. Paling tidak menulis pesan di dalam ponsel atau android kita.
Beliau merupakan penulis mayor dimana money oreinted, buku
yang menghasilkan sesuatu. Dibutuhkan tema
dan ide yang out of the box. Ide yang luar biasa yang laku di pasaran. Karena
berorientasi pada profit, Penerbit mayor tidak akan menerbitkan buku yang tidak
memiliki money oriented kuat . Untuk penulis
pemula kita bisa memulai dari penerbit indie. Penulis indie adalah penulis yang
menulis, mengedit dan menerbitkan buku dengan biaya sendiri. Sementara penulis mayor
hanya menyetorkan naskah kepada penerbit sedangkan pengeditan dan penerbitan buku
dilakukan oleh penerbit. Dan dengan perjanjian atau MoU penulis akan
mendapatkan royalti dari penerbit.
Buku-buku yang menarik dan money oriented adalah
buku-buku yang paling dibutuhkan oleh masyarakat banyak, misalnya sekarang adalah
tentang AKG, AKK dan AKP di Kemenag. Kita bisa menulis buku tentang hal
tersebut dengan mencari referensi tentang AKG, AKK, dan AKP. Misalnya apa itu
AKG, fungsinya apa, tujuannya apa, manfaatnya apa, apa detail konten AKG dan
sebagainya. Ketika kita menulis buku yang bagus dan sesuai dengan segmen pasar,
maka kita akan mendapatkan buku itu sendiri, hasilnya dan juga income.
Ada beberapa langkah/proses menulis
buku adalah
1. menentuka
gender buku (fiksi atau nonfiksi)
2. Menentukan tema
3. Membuat judul
4. Membuat layout
5. Membuat referensi
6. Mengembangkan layout berdasarkan referensinya
Menumbuhkan kebiasaan menulis adalah mulailah dengan segera
mengerjakan, mulai menulis. Menulis apa saja yang bisa kita tulis. Kalau hanya
sekedar niat tanpa pergerakan maka kebiasaan menulis tidak akan terjadi. Tapi juga
dibutuhkan greget. Jadi mulailah menulis. Sampai tulisan itu menjadi sebuah
karya yang membanggakan kita.
Menulislah dari berbagai sudut pandang. Mengetahui dasar-dasar
menulis akan mempermudah menulis. Mengetahui jenis-jenis paragraf misalnya
paragraf narasi, argumentasi, eksposisi, deskripsi dan digunakan untuk apa jenis-jenis
paragraf masing-masing tulisan sehingga tulisan sesuai dengan tujuannya. Kita juaharus
bisa menggunakan alur dalam tulisan kita. Gajah mati meninggalkan gading. Harimau
mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan karyanya. Berkaryalah untuk
diri sendiri dan anak cucu kita dan untuk anak negeri ini.
Ibu Salamah bertarget dapat menulis 1 buah buku setiap
tahunnya meskipun keadaan beliau sakit cukup lama tetapi beliau tetap menulis
dan mengabdikan kemampuannya untuk kepentingan orang lain.
Bagi penulis pemula
disarankan untuk menulis faksi. Tulisan fakta tetapi dengan uraian fiksi.
Tulislah kasus-kasus dari peristiwa di sekitar kita. Tulislah dari hal yang
ringan-ringan saja dulu. Misalnya tentang pembelajaran di kelas kita, tentang
murid kita yang menarik untuk diangkat menjadi cerita.
Cobalah untuk berani menulis. Jangan takut gagal. Jangan takut
tulisannya jelek. Jangan takut tulisannya tidak dibaca orang lain. Lebih baik gagal
karena telah mencoba berkali-kali daripada gagal tanpa pernah mencoba apapun. Karena
kegagalan dan keberhasilan adalah dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Ketika
kita gagal teruslah berusaha dan ketika kita berhasil teruslah menunduk ke
bawah. Jangan pernah berhenti untuk berkarya. Teruslah berkarya sampai akhirnya
karyalah yang mengejar kita. Sehingga kita dapat menunjukkan eksitensi kita. Tidak
pernah berhenti melangkah sampai tujuan kita tercapai. Jangan berhenti di tengah
jalan.
Yang membedakan satu orang dengan yang lain adalah konsistensi
dan semangat tinggi. Strength of power, kekuatan hati dan pikiran dibutuhkan agar
bisa memunculkan ide untuk menulis. Diperlukan pembiasaan yang kontinu. Menulislah
dari berbagai sudut pandang. Berkumpulah dengan orang-orang yang memiliki energi
positif yang saling menyemangati. Jangan berkumpul dengan orang-orang yang
menurunkan semangat kita.
Masalah yang muncul bagi beliau adalah itu bukan masalah. Kecintaan kepada Tuhan menjadi kekuatan beliau. Karena ketika berpegang kepada Allah SWT kita punya tumpuan dan bisa berdiri di atas kaki. Itu menjadi kekuatan yang luar biasa yang selalu mendukung dan menguatkan beliau. Termasuk ketika beliau menghadapi masa-masa sakitnya.
Pemaparan ditutup dengan motivasi yang luar biasa dari Ibu Salamah tentang ujian. Sebanyak apapun ujian mendempamu. Jika kau terima danlalui dengan tenang,maka ujian itu akan berlalu begitu saja. Akhirnya rasa syukurlah yang ada. Betapa tiap ujian adalah pembelajaran kehidupan.
No comments:
Post a Comment