Satu-persatu gambar yang diambil dari
kamera hp dikumpulkan pada sebuah album memori di laptop. Sudah banyak
foto-foto yang terkumpul di sana. Biasanya saya bedakan foto-foto tersebut
berdasarkan tahun kejadiannya. Meski sudah banyak memang belum sempat untk
mencetaknya. Atau barangkali tidak akan dicetak.membiarkannya sebagai soft
file.
Foto-foto tersebut merupakan foto yang
diambil dari berbagai peristiwa yang dilalui baik dengan diri sendiri,
keluarga, anak dan suami maupun kegiatan-kegiatan sosial seperti di sekolah atau
di masyarakat. Foto tersebut mewakili sejarah yang sudah dilewati dari sekian masa
yang sudah berlalu.
Dulu,saya senang sekali dengan
melukis. Bahkan sempat membuatkan sebuah puisi khusus tentang pelukis. Bagi saya
menjadi pelukis itu luar biasa. Bisa menggoreskan pena dan pewarna ke sebuah
kertas gambar atau kanvas, peristiwa-peritiwa atau pemandangan yang luar biasa.
Dan itu menjadi sebuah cita-cita jika suatu saat nanti dapat menjadi pelukis.
Tetapi seiring waktu saya menyadari bahwa
ternyata lukisan saya sangat minim bila dibandingkan dengan lukisan beberapa teman
laki-laki semasa di SD, saya perlahan-lahan mundur dan mengubah cita-cita saya.
Lukisan mereka luar biasa. Ketika memandangnya mereka seolah-olah nyata di
depan saya. Dibandingkan dengan lukisan saya. Lukisan saya masih taraf dasar.
Dan dilihat dari perkembangannya sangat lamban. Seperti ajeg saja tema-tema yang
saya lukis. Meskipun saya tidak sepenuhnya berhenti melukis. Biasanya saya
tetap corat-coret di buku tulis atau buku gambar berbagai hal di sekitar.
Terutama ketika lagi bosan dengan proses belajar di kelas ketika sekolah atau
kuliah.
Melihat hal tersebut saya berfikir.
Bagaimana caranya agar kenangan itu tetap bisa terekam tetapi bukan lewat
lukisan? Secara tidak sengaja saya melihat rapor hasil belajar di SD dan
melihat foto kecil saya ketika baru kelas 1 SD. Polos dan berbeda sekali dengan
saya yang waktu itu sudah SMA. Dari situlah terfikir mengapa tidak memakai foto
saja untuk menyimpan kenangan-kenangan hidup. Tetapi waktu itu masih tidak memiliki
kamera untuk bisa mewujudkan keinginan tersebut. Membeli kamera sepertinya hal yang
tidak mungkin.
Yang saya lakukan adalah mencoba meminta
foto-foto dari teman-teman yang di dalamnya ada foto saya. Kadang ada yang
diberikan tapi sebagian besar tidak karena itu juga menjadi koleksi pribadi
mereka. Terutama kegiatan-kegiatan di sekolah. Kalau di rumah sama sekali tidak
terfikir untuk berfoto karena saat itu berselfi belum muncul dan in di kalangan
masyarakat. Lagipula keluargaku adalah keluarga petani. Kalaupun terfikir lebih
menang kebutuhan untuk makan dan sekolah daripada untuk kepentingan yang lain.
Kini setelah mempunyai kemampuan dan
penghasilan sendiri. Mencoba menyisihkan sebagian untuk membeli roll film
dengan meminjam kamera kepada teman. Alhamdulillah peristiwa-peristiwa setelah
kuliah bisa didokumentasikan pada beberapa album. Kini jika timbul rasa kangen
kepada masa-masa itu, foto-foto inilah yang menjadi obatnya.
Kini mungkin sudah lebih mudah lagi.
HP dan gadget sudah dilengkapi dengan kamera-kamera yang semakin canggih.
Paling tidak kapanpun diinginkan untuk digunakan kamera siap untuk
mengabadikannya. Berselfi menjadi salah satu hobi baru di tengah maraknya
kamera-kamera canggih yang disertakan pada sebuah gawai.
Setelah terkumpul ternyata foto-foto
tersebut kini banyak saya gunakan untuk update status di aplikasi whatapp.
Seringkali harus memilih banyak foto yang unik dan mengingatkan akan suatu
peristiwa. Ternyata hal tersebut menarik untuk dilihat orang. Tetapi karena
sebagai status maka hanya bertahan selama 24 jam di aplikasi whatapp. Biasanya
kata-kata yang mendukung pun tidak sempat tuntuk diabadikan padahal kata-kata
tersebut biasanya yang memperkuat foto-foto tersebut sehingga menjadi sebuah
cerita yang menarik.
Sekarang setelah tergabung dalam grup
belajar menulis, gambar-gambar tersebut berusaha saya deskripsikan dan
ceritakan berdasarkan pengalaman, dan persepsi. Itu juga yang dilakukan oleh
Omjay untuk melatih kemampuan menulis. Alhamdulillah gambar-gambar itu sekarang
lebih bermanfaat dan lebih hidup dengan cerita dan tulisan yang menyertainya.
Semakin lengkap akhirnya foto-foto dan
cerita untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri kita,
lingkungan kita dan keluarga kita. Terimakasih idenya sehingga selain dapat
menjadi ide untuk menulis, foto-foto kenangan itu menjadi memiliki cerita yang
menarik. Semoga bisa saling melengkapi.
semangat ini mengingatkan saya kepada cara yang tergolong baru dalam penelitian sejarah. Di Indonesia, sudah mulai menulis sejarah dengan foto2 dan kisah-kisah yang keluar dari foto tersebut. Potensi besar ini bu, dapat dijadikan usaha untuk mengawetkan ingatan yang nantinya dapat sebagai sumber sejarah (hidup), yang dapat dinikmati anak cucu kita. Mantab bu, semangat terus !
ReplyDeleteSalam
SA
My blog at: suciptoardi.wordpress.com
Terimakasih apresiasinya. Ya betul mengenang lewat rangkaian foto.
DeleteKenangan itu selalu indah dan indah untuk dikenang bunds. Jaman semakin canggih ya sehingga tidak perlu seperti dulu mendokumentasikan sebuah foto
ReplyDeleteBetul, memanfaatkan kelimpahan teknologi untuk hal yang positif.
DeleteSetuju....foto disertai deskripsi menjadi tulisan yang sangat kuat dan berkarakter mereka salam sukses selalu....blognya unik. Saya kira ada serangga lewat di hp... ternyata.
ReplyDeleteTerimakasih pak. Hasil coba-coba Pak.Mudah-mudahan tidak menganggu.
ReplyDeleteFoto dengan deskripsi akan saling menguatkan.
ReplyDeleteFoto memiliki peran penting , terlihat biasa saja tapi tanpa foto pendukung tulisan kita di blog tidak menjadi spesial
ReplyDeleteJadi penisirin pengen lihat album ceritanya.
ReplyDeleteSalam!
Foto berbicara banyak makna dan gagasan. Salam Pak
ReplyDelete