Monday 27 June 2022

Sebuah Surat di Tumpukan Berkas

Libur tlah... Libur tlah tiba. Hore! Hore! Hore! Rasanya gembira sekali saat untuk liburan dan merehatkan diri dari aktivitas sekolah. Tetapi tidak dengan kegiatan di rumah ya? Kegiatan liburan yang barusan tiba menjadi waktu yang tepat untuk berbenah. Liburan ke tempat wisata saat sekarang masih terlalu ramai karena barusan tiba liburan. Jadi memilih untuk berbenah dan beberes saja dulu.

Berkas-berkas yang menumpuk di rumah menjadi salah satu sasaran beberes. Berkas-berkas tersebut merupakan berkas-berkas kegiatan belajar dan mengajar di bawah tahun 2019. Sengaja dipisah karena di atas tahun itu kita siapkan untuk kenaikan pangkat dan akreditasi sekolah yang akan datang dua tahun lagi. 

Di antara berkas-berkas tersebut ternyata ada pula berkas tentang kegiatan English for Children yang saya pilih saat kuliah. Materi yang berupa fotokopi itu dimasukkan dalam stopmap plastik yang terdiri dari beberapa puluh lembar. Di dalamnya arsip-arsip media yang digunakan pula untuk kegiatan mata kuliah tersebut. Ada lagu-lagu anak. Ada gambar. Ada media permainan yang bisa difotokopi(photocopyble). Ada pula lipatan-lipatan origami yang pernah dibuat beberapa tahun silam. Ternyata masih tersimpan dengan rapi. 

Di antara berkas tersebut ada sebuah materi yang sangat menarik perhatian saya. Materi yang sudah buram itu berjudul "A letter from the Children". Sebuah surat dari anak-anak. Saya tuliskan secara lengkap tulisan tersebut karena mengingatkan saya sebagai guru. 

A Letter from the Children

Dear teacher,

It seems like everyone is always telling us what to do. We expect you to do this, teacher, since you are big and know a lot about kids. But sometime it sure would be nice if you would listen to us kids a little more. Please, teacher, try to remember that-

* we need to be respected and valued as people.

* we need to learn that it is safe to love and  to trust you.

* we need to have you share in our delight of the world's many small pleasures.

* we need to learn by experimenting in many different ways.

* we need to have experiences that lead to wondering, questioning and understanding.

* we need to learn how to solve the problems that arise in our lives.

* we need to learn about the joys of reading and the joys of friendship.

* we need to play at doing what we see adults do.

* we sometimes need to reflect quietly by ourselves.

* we need to become responsible for ourselves.

* we need to learn to value both ourselves and those different from ourselves.

If you remember our needs, we will be yours forever.

Love, 

The Children










Surat dari Anak-anak

Guru yang terhormat,

Sepertinya semua orang selalu memberi tahu kami apa yang harus dilakukan. Kami berharap Anda melakukan ini, guru, karena Anda sudah besar dan tahu banyak tentang anak-anak. Tetapi kadang-kadang akan lebih baik jika Anda mau mendengarkan kami, anak-anak, lebih banyak lagi. Tolong, guru, coba ingat itu-

* kami perlu dihormati dan dihargai sebagai manusia.

* kami perlu belajar bahwa mencintai dan mempercayai Anda itu aman.

* kami perlu Anda berbagi kesenangan kami dengan banyak kesenangan kecil di dunia.

* kami perlu belajar dengan bereksperimen dalam berbagai cara.

* kami perlu memiliki pengalaman yang mengarah pada keingintahuan, pertanyaan, dan pemahaman.

* kami perlu belajar bagaimana memecahkan masalah yang muncul dalam hidup kami.

* kami perlu belajar tentang kesenangan membaca dan kegembiraan persahabatan.

* kami perlu bermain untuk melakukan apa yang kami lihat dilakukan orang dewasa.

* terkadang kami perlu merenung sendiri secara diam-diam.

* kami harus bertanggung jawab atas diri kita sendiri.

* kami perlu belajar untuk menghargai diri kita sendiri dan menghargai mereka yang berbeda dari diri kita.

Jika Anda ingat kebutuhan kami, kami akan menjadi milik Anda selamanya.


Salam cinta,

Anak-anak


Surat yang tidak sengaja saya temukan kembali di antara berkas-berkas ini membuat saya merenung sejenak. Apakah saya sudah mengetahui kebutuhan peserta didik saya. Di masa liburan ini kalimat demi kalimat tersebut menjadi pertanyaan besar sudah sejauh mana saya menjadi seorang guru.

Barangkali masa liburan ini bisa menjadi waktu selain untuk rehat juga menjadi waktu untuk bermuhasabah/merenung dan berefleksi diri sepanjang satu tahun pelajaran yang telah lewat. 

Terima kasih kepada yang menuliskan surat ini untuk disampaikan kepada kami, para guru. Semoga surat ini menjadikan kami lebih baik pada tahun-tahun berikutnya. Aamiin.

4 comments:

  1. Iya ,kadang berkas hampir sama atau contoh siswa siswa kita kumpulkan buku nan numpuk guru akan memeriksa ,kalau saya pasti tumpukan paling bawah yang di ambil oleh saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul masih menjadi PR buat saya bagaimana mengatur dan menyimpan berkas-berkas tersebut.

      Delete
  2. Terima kasih Ibu Yati, sudah mengingatkan kami sebagai seorang guru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Pak Dion. Untuk introspeksi diri sendiri juga.

      Delete

Bahagia itu Sederhana : Turunkan Ekspektasi

Merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidaklah selalu harus mewah. Demikian juga ketika liburan. Saya mengeluhkan tidak dapat menikmati karen...