Tuesday 28 June 2022

Melihat Sisi Positif

Gambar: stock.adobe.com


"No one ever injured his eyesight by looking on the bright side of things."(Unknown)

Tak ada seorang pun yang terluka penglihatannya dengan melihat sisi terang yang ada pada sesuatu.


Kalimat tersebut adalah sebuah kiasan. Melihat hal-hal yang terang dari benda-benda sekitar kita tidak akan membuat mata kita terluka. Sama halnya ketika kita diberikan sesuatu yang memiliki dua sisi, gelap dan terang. Mengapa kita memilih yang terang? Toh, itu tidak akan membuat kita terluka.


Banyak peristiwa yang terjadi di sekitar kita pasti memiliki hal-hal yang baik maupun buruk. Untuk siapa kebaikannya? Untuk siapa keburukannya? Itu hal yang relatif. Dan kita diberikan pilihan.


Kita memang tidak diberikan pilihan untuk apa yang terjadi pada kita. Tetapi respon kita terhadap peristiwa tersebut adalah pilihan kita. Apakah kita akan reaktif terhadap peristiwa tersebut atau untuk sejenak kita pikirkan hal tersebut. Mengapa hal tersebut terjadi pada kita? Apa sebenarnya yang ingin diajarkan lewat peristiwa tersebut.


Banyak peristiwa di sekitar kita yang berkaitan dengan kita. Baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat secara umum. Ada saja peristiwa yang membuat kita terluka, memancing emosi dan mengukur kemampuan mengendalikan kesabaran. Ya namanya juga bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, tentu beragam karakter pula yang kita temui.

Gambar: Pinterest.com


Apakah kemudian kita memilih untuk tidak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain? Tentu hal tersebut merupakan hal yang mustahil untuk dilakukan. Selain karena kita adalah makhluk sosial, kita pasti membutuhkan orang lain dalam berbagai kebutuhan kita. Karena begitulah sifat manusia. Bergantung satu dengan yang lain.


Memang memilih hal yang positif dari segala peristiwa tidaklah semudah membalikkan tangan. Dibutuhkan kesabaran luar biasa dan juga sekaligus diikuti kepasrahan kepada-Nya. Mungkin seringkali juga kita akan dicap sebagai orang yang terlalu pasrah. Tidak responsif atau terlalu mudah menyerah. Diperlukan latihan untuk bisa mengaplikasikan berpikir positif menjadi berucap positif, merasakan hal positif dan berperilaku positif. 


Asahlah terus kepekaan kita terhadap berbagai hal-hal positif yang dapat kita gali dan temukan dari berbagai peristiwa yang terjadi pada diri kita atau  pada orang-orang di sekitar kita. Mungkin diperlukan waktu tidak hanya sehari dua hari. Tetapi diperlukan sekian pekan, sekian bulan bahkan mungkin bisa mencapai tahunan. Sehingga suatu saat kita akan dapat mengatakan dengan pasti, "Semua akan indah pada waktunya." Sudahkan kita melihat hal positif dari peristiwa tidak menyenangkan hari ini? Salam literasi.

Gambar: motivation-for-dreamers.com


2 comments:

  1. Sip Bund... Asahlah kepekaan kita terhadap hal-hal positif di sekitar kita.

    ReplyDelete
  2. Lanjutkan positive thinking ya. Sukses dan sehat selalu.

    ReplyDelete

Bahagia itu Sederhana : Turunkan Ekspektasi

Merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidaklah selalu harus mewah. Demikian juga ketika liburan. Saya mengeluhkan tidak dapat menikmati karen...