Thursday 23 June 2022

Melestarikan Permainan Tradisional



Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan pada waktu lampau seiring budaya Indonesia. Biasanya permainan ini tidak menggunakan media yang rumit. Hanya menggunakan bahan permainan sederhana yang ada di sekitar. Di beberapa tempat permainan tersebut masih bisa ditemukan dan dimainkan oleh anak-anak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa permainan tradisional tersebut kini sudah mulai punah. Anak-anak zaman sekarang tidak lagi mengenali permainan-permainan tersebut. 

Ada banyak permainan yang dulu kita mainkan. Dan sekarang pada posisi kritis. Beberapa di antaranya adalah:

gobak sodor

congklak

englek/Sunda manda

lompat tali

egrang

petak umpet

main kelereng

bola bekel

layangan

dam-daman

yoyo



Gambar: permainan lompat tali (BP Guide)

Gambar: Merdeka .com


Gambar: egrang


Jika kita sebut permainan tersebut pada anak-anak zaman sekarang pastilah muncul kebingungan pada wajah mereka. Mereka akan saling bertanya nama apakah itu? Makanan atau nama apa? Maklumlah permainan tradisional tersebut lambat laun memang tergerus oleh zaman. Permainan yang notabene adalah permainan luar ruangan memang sudah tidak banyak diminati. Namun apakah demikian?

Ada beberapa sebab terkikisnya permainan tradisional dari anak-anak sekarang. Yang pertama adalah karena tergerus oleh arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang menghadirkan permainan elektronik yang dianggap lebih menarik, beragam dan variatif.

Sebab berikutnya adalah tidak dikenalkan oleh orang tua dikarenakan kesibukan orang tua bekerja. Orang tua malah senang jika anak betah di rumah dengan bermain dengan barang yang terkait dengan teknologi.

Sebab ketiga, adalah banyaknya fasilitas yang menyenangkan, lebih menarik perhatian dan praktis. Dan sebab yang terakhir adalah berkurangnya lahan tempat bermain anak. Ini membuat anak lebih cenderung membuat anak bermain di dalam ruangan dibandingkan di luar ruangan.

Meskipun terlihat sederhana dan murah meriah, ada beberapa manfaat dari permainan tradisional. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh adalah:

1.  Mengajarkan makna sosialisasi dengan orang lain. 

Permainan tradisional sebagian besar dimainkan secara bersama. Paling tidak berpasangan. Ini sangat memungkinkan anak untuk berinteraksi satu dengan yang lain. 

2. Melatih intuisi

Bermain ketapel, kelereng, lompat tali, englek adalah permainan yang melatih intuisi anak. 

3. Merangsang kreativitas anak

Berbagai permainan tradisional membuat anak berpikir untuk membuat mainan sendiri. Hal tersebut karena banyaknya bahan yang bisa dimanfaatkan anak untuk permainan banyak tersedia di lingkungan mereka.

4. Merangsang kemampuan motorik anak

Permainan tradisional melatih kemampuan motorik anak baik halus maupun kasar. 

5. Melatih kepekaan anak terhadap lingkungan

6. Menyehatkan

7. Menyenangkan

8. Mengajarkan kerjasama, kejujuran dan sportivitas.

Melihat betapa banyak manfaat dari permainan tradisional, tentu kita ingin permainan tradisional menjadi permainan yang dapat dilestarikan dan dimainkan dari generasi ke generasi.

Ketika peringatan 17 Agustus permainan tradisional banyak dimunculkan sebagai jenis lomba yang meramaikan hari kemerdekaan. Ternyata anak-anak sangat antusias memainkannya meskipun mereka tampak kebingungan dengan aturan-aturan permainan yang berlaku. Dapat dimaklumi karena mungkin ini permainan baru bagi mereka.

Ini menjadi salah satu cara untuk dapat mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional. Selain itu memunculkan berbagai jenis permainan ini dalam pentas seni yang diadakan di sekolah dan masyarakat juga bisa menjadi alternatif solusi.

Diambil dari kabar republika.co.id ternyata ada lomba tingkat dunia yang menampilkan permainan tradisional yakni TAFISA (The Association For International Sport for All) Games. Ini merupakan ajang olimpiade olahraga tradisional bertaraf internasional yang diadakan setiap 4 tahun dan dikelola oleh 40 negara dari lima benua. Wow!

Melihat kesempatan ini kiranya membuka kesempatan bagi sekolah untuk mengadakan kegiatan olahraga tradisonal yang dapat diikutkan dalam lomba tersebut. Misalnya dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Nah, siapkah kita memanfaatkan kesempatan ini agar permainan-permainan tradisional kita bisa lestari dan menghasilkan prestasi. 

18 comments:

  1. Mari mulai dari kita.. kita lestarikan permainan tradisional kita kenalkan pada anak-anak kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap Bu. Congklak, petak umpet, englek, layangan dan lompat tali masih cukup marak di Purbalingga.

      Delete
  2. Betul sekali, dunia pendidikan harus ambil peran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Bu di ekstrakurikuler olahraga barangkali bisa dikenalkan. Sepakat.

      Delete
  3. Alhamdulillah di Purwakarta masih ada dan di mainkan oleh anak-anak, dan di kenalkan juga disekolah bahkan dilombakan ditingkat kabupaten

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suyati Binyo Purbalingga23 June 2022 at 20:12

      Wah seru ini. Bisa diATM kegiatan lombanya.

      Delete
  4. Betul sekolah harus ambil peran menjaga permainan tradisional agar tak punah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sehingga gerakan pelestarian permainan tradisional lebih berdampak.

      Delete
  5. LUAR BIASA ULASAN PERMAINAN TRADISIONAL OLEH BU SUYATI...KREN

    ReplyDelete
  6. Jadi ingat masa - masa kecil dulu.. assyeek.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Bu mengenang masa anak-anak yang menyenangkan.

      Delete
  7. Replies
    1. Betul, menulis tema ini kembali ke kenangan masa anak-anak.

      Delete
  8. Sangat menarik tulisannya bu, wajib dilestarikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih apresiasinya. Semoga kita bisa melestarikannya.

      Delete
  9. Weh keren ya ada lomba permainan tradisional tingkat internasional

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Pak, ternyata ada ajangnya. Bisa diadakan di sekolah Pak permainan tradisionalnya

      Delete

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...