Tuesday 14 June 2022

Hari ke-5: Sudahkah Kita Mengembangkan Potensi Anak?




Aplikasi CapCut dan Soloop yang sering digunakan untuk mengedit video


Sebagai orang tua tentu kita ingin dapat memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik maupun psikologis. Namun seringkali tanpa sadar kita masih mengabaikan kebutuhan psikisnya. Kebutuhan untuk dihargai kemampuan dan potensi yang dimiliknya.

Cerita berikut ini menjadi sebuah pelajaran yang harus saya ambil dari anak saya sendiri. Ia masih berada di kelas 3 SD. Usianya jelang 9 tahun di bulan Juli nanti. 

Saya memang biasanya update status berbagai macam kegiatan, baik kegiatan di rumah maupun di madrasah. Seringkali saya sertakan gambar, video maupun link terkait dengan status tersebut.

Nah, beberapa waktu kemarin saya mengunggah sebuah status tentang kegiatan siswa. Di status tersebut saya sertakan video yang saya kopi dari salah seorang siswa. Tentu saya minta izin kepada siswa tersebut untuk menggunakan hasil karyanya.

Tapi tiba-tiba anak saya bertanya "Mengapa Ibu tidak minta saya saja yang buatkan videonya? Aku kan juga bisa ngedit." Saya hanya memandangnya ketika itu. Dia memang biasa menggunakan aplikasi CapCut untuk membuat video kegiatannya dengan teman-temannya. Sebagian yang saya tahu adalah berasal dari foto-foto selfi anak bersama teman-temannya.

"Memang kamu bisa mengeditnya? Kan kamu perlu fotonya di HP Ibu. Tadi Ibu belum sempat mengambil gambar dan foto kegiatannya. Jadi Ibu nggak bisa mengirimkannya ke Dede. 

"Kan bisa minta sama-teman-temannya Ibu," ujarnya bersikeras ingin membuatkan videonya. Kulihat ada guratan kekecewaan mengapa saya menggunakan video siswa saya. 

Saya menangkap bahwa ia merasa diragukan kemampuannya melakukan pembuatan dan pengeditan video. Selama ini memang saya jarang mengamati perkembangan kemampuannya di bidang itu. Saya kira anak saya dan teman-temannya hanya sedang mengikuti trend saja membuat video dengan CapCut tanpa perlu mengedit. 

Percakapan singkat itu membuat saya berpikir dan bertanya pada diri sendiri apakah selama ini saya belum memahami kemampuan anak saya? Saja barangkali masih menganggap dia masih terlalu kecil untuk tahu teknologi demikian. Ternyata pemikiran saya salah. Dia adalah anak generasi Z. Ia lebih cepat belajar tentang teknologi daripada saya sebagai orang tuanya.

Barangkali hasil editannya tidak sebaik editan siswa saya tetapi pengakuan saya sebagai orangtuanya bahwa ia mampu memberikan sesuatu pada orangtuanya akan menjadi hal yang luar biasa baginya. Terus terang saya menyesalinya. Tetapi itu pula menjadikan saya belajar untuk lebih mengetahui kemampuan dan potensi apa yang dimiliki anak saya pada kesempatan yang akan datang. 

Berikut beberapa hasil vido yang pernah dibuat dan dieditnya dengan aplikasi CapCut dan Soloop.

Dokumen pribadi

Dokumen pribadi


Maafkan Bapak dan Ibu yang belum bisa membaca kemampuan dan potensimu. Teruslah belajar Nak, semoga potensi dan kemampuanmu dapat terus dikembangkan dan bermanfaat untuk orang lain. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...