Friday 17 June 2022

Cerpen: Gagal Lulus Ujian

Dengan hati-hati gadis kecil itu mendekatiku. Ada rasa cemas di pelupuk matanya ketika ia berkata, "Ibu jangan marah ya, aku mau cerita."

Sejenak aku menatapnya. Mencoba menebak apa yang ingin diceritakannya. "Mau cerita apa sayang? Kenapa Ibu harus marah," ujarku membalasnya.

"Beneran ya Ibu jangan marah." Ujarnya berulang memastikan bahwa kekhawatirannya tidak akan terjadi. Ia mendekatkan tangannya, memegang tanganku. " Maaf ya Bu, aku tidak lulus ujian tahfidz lagi kali ini." Ujarnya menunduk.

Mendengar kata-kata terakhir, mau tidak mau aku dibuatnya terkejut. Ini adalah kali kedua untuknya tidak lulus ujian tahfidz. Aku beristighfar. Mencoba menahan rasa panas yang menjalar di dadaku. Tidak lulus lagi? Kucoba merespon ceritanya dengan kelu. 

Tiba-tiba bayangan anakku belajar menghafal memang tidak intensif. Sering juga aku membiarkan tidak menghafal jika ia menolaknya. Barangkali aku terlalu lembek pada sikapnya.

"Tidak apa-apa. Lain kali berusaha lagi," balasku lesu. Tak dipungkiri kesedihan dan kemarahan mulai membakar jiwa. Ya Allah jangan marah, jangan marah. Aku pasti kuat." Aku menenangkan diriku sendiri.

"Ibu tidak marah?" Tanyanya menyelidik wajahku. Temanku banyak juga yang tidak lulus. Nggak apa-apa ya?"

Berusaha keras menahan marah. "Ibu tidak marah. Ibu hanya sedih. Kenapa dede tidak lulus lagi. Ibu minta maaf kalau ibu tidak bisa menemani Dede saat menghafal. "Sudah sekarang kamu mandi. Ibu mau shalat ashar dulu." Ucapku meninggalkan nya.

Seharusnya aku memeluknya. Tapi kekecewaan di dalam dada ini mencegahnya melakukan hal itu. Kembali aku beristighfar. Mengapa ini terjadi kembali? Apakah aku salah membimbingnya? Apakah aku terlalu memanjakanya? Apakah aku harus keras padanya? Beragam pertanyaan muncul pada saat aku selesai shalat. 

Aku curhatkan semuanya kepada Allah. Termasuk rasa kecewa, marah dan sedih yang sedang menyatu di batinku. Ya Allah sudah gagalkah aku sebagai orang tua dalam mendidiknya? Ampuni hamba ya Allah, belum mampu membuat anakku dekat dengan ayat-ayat dan firman-Mu.

Airmata ini mengalir. Biarkan semuanya luruh lewat mataku. Agar berkurang sesak yang memenuhi dadaku ini terkurangi.





No comments:

Post a Comment

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...