Thursday 9 May 2024

Bahagia itu Sederhana : Turunkan Ekspektasi

Merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidaklah selalu harus mewah. Demikian juga ketika liburan. Saya mengeluhkan tidak dapat menikmati karena bahkan ketika berada pada hari liburan urusan sekolah masih tersampaikan lewat HP. Bagaimana caranya? Turunkan ekspektasinya. 

Begitu pun hari ini. Libur dua hari saya gunakan "hanya" untuk menyelesaikan mencuci baju dan menyetrika baju yang sudah menumpuk. Rasanya sia-sia liburan dua hari ini tanpa diisi dengan jalan-jalan atau healing seperti lainnya. 

Yang lain satu persatu mulai mengirimkan status WA di berbagai tempat liburan. Aku hanya memandangi sekilas. Ada kegiatan di rumah yang tidak bisa ditinggal. Rumah sedang diperbaiki. Tidak lucu kalau ada yang sedang bekerja, kita tuan rumahnya jalan-jalan. Maka demikianlah, liburan terlewat tanpa rekreasi. Apakah kita tidak bisa menikmati liburan?

.Memang terbayangkan ketika akan liburan sementara ada kegiatan di rumah yang tidak mungkin ditinggalkan. Tugas dari sekolah juga menuntut untuk diselesaikan. Di liburan ini juga tidak bisa lepas dari beragam kegiatan sekolah. Meskipun tidak hadir ke sekolah, agenda kegiatan terus berlanjut lewat dunia maya, WhatsApp. Maka begitulah kesempatan menikmati liburan dengan jalan-jalan semakin menjauh dari ekspektasi. 

Jadi teringat pesan teman beberapa waktu lalu ketika saya mengeluhkan tidak bisa menikmati liburan karena agenda sekolah pasti akan terus berkutat meski waktu libur. Katanya kurangi besarnya ekspektasi. Liburan jangan selalu dijadwalkan dengan jalan-jalan atau rekreasi. Kalau sering kecewa karena rencana jalan-jalan liburan gagal karena berbagai kegiatan maka tidak usah merasa bersedih hati dan galau. Barangkali ekspetasinya yang terlalu tinggi. 

Dipikir ada benarnya juga. Selama ini ketika melihat kalender merah maka berbagai rencana jalan-jalan mulai bermunculan. Berbagai tempat yang bisa menjadi tempat tujuan liburan dibuat list meskipun hanya di pikiran. Dan pada akhirnya memang sering kecewa. Begitu luas liburan usai kita merasa menjadi orang yang paling kurang healing dan rekreasi. 

Nah, kali ini saya mencoba mengubahnya. Meskipun hanya dengan menikmati tidur siang dengan santai dan tenang, menyelesaikan tugas-tugas rumah yang sering tertunda saat hari aktif, atau hanya sekedar mengurus tanaman atau bunga dengan lebih inten, saya mensyukurinya. Saya menikmatinya tanpa berpikir bahwa sekarang liburan dan harus jalan-jalan. Rasanya menjadi berbeda. Saya tidak merasa bersalah pada diri sendiri karena menganggap tidak rekreasi di saat liburan berarti terlalu keras pada diri sendiri. 

Saya menikmati setiap suasana yang saya lewati dengan berbagai kegiatan di rumah dengan penuh syukur. Cucian dan setrikaan yang menggunung berkurang. Tanaman dibebaskan dari kekeringan dan rumput liar. Bisa tidur nyenyak tanpa buru-buru untuk pergi ke tempat kerja. Rasanya plong dan bahagia. Sesederhana itu. Mengurangi besarnya ekspektasi mengubah segalanya. Terima kasih untuk pesan singkat namun ternyata berdampak luar biasa. 

No comments:

Post a Comment

Bila Kehidupan Tak Terarah

“Hati yang kacau tidak menentu, tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali menghadapkan hati itu kepada Allah.” [Ibnul Qoyyim]. Sufyan bin U...