Tuesday 14 December 2021

Termotivasi oleh Bu Fatma

Sebuah undangan pernikahan salah satu guru di sekolah ananda muncul di WA pribadi. Beliau mengundang untuk hadir di pernikahan beliau. Alhamdulillah saya bersyukur dan mengucapkan selamat kepada beliau, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Aamiin. 



Kami bersepakat dengan wali siswa yang lain untuk menuju ke sana secara bersama. Sebagian besar menggunakan angkutan umum karena jarak yang cukup jauh dan sebagian kecil menggunakan sepeda motor. Disepakatilah kami akan memenuhi undangan pada hari Selasa, 14 Desember 2021 dengan angkutan umum/angkutdes. Ada 2 rombongan angkutdes, romobngan pagi dan rombongan siang. Penulis kebetulan ikut yang rombongan siang karena harus bekerja dulu di sekolah. Demikian pula yang lain.

Penulis sendiri tidak menyoroti tentang masalah pernikahannya tetapi dari perjalanan kami menuju ke rumah beliau ternyata jauh sekali. Kami berangkat dari sekolah sekitar jam 13.00 WIB. Dan sampai di sana sekitar jam 02.15. TErnyata jarak yang ditempuh sekitar . Bisa dibayangkan jam berapa berangkat ke sekolah ya? Karena biasanya sekolah anak kami mengadakan acara apel pada jam 06.45 WIB. Dan biasanya beliau sudah berada di sana ketika kami mengantar anak-anak kami belajar di sekolah. 

Penasaran akhirnya kami wali siswa langsung menanyakannya kepada beliau. "Tindaknya jam berapa BU?" (Berangkatnya jam berapa Bu?). Beliau menawab sekitar jam 5.15 sudah bersiap untuk berangkat. Hah jam 5.15 kalau penulis mah masih asyik berkutat dengan dapur dan persiapan sarapan pagi. Itupun masih proses membeli langsung. 

Jadi terbayang oleh penulis, betapa suka mengeluhnya diri ini. Jarak antara sekolah penulis dengan rumah sekitar 10 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit seringkali membuat rententan keluh kesah karena berangkat terburu-buru dan terlambat ke sekolah. Dan kami sudah PNS yang sudah jeals setiap bulan gaji akan masuk ke dalam rekening. 

Sementara beliau adalah guru honorer mungkin guru tetap karena di sekolah swasta. Ini yang terus terang membuat penulis malu dan muhasabah diri. Nikmat pada yang kau dustakan. Keadaan begitu nyaman dan perjlanan juga tidak lama tetapi rasa bersyukur seakan tidak pernah bertambah. Justru selalu kalah oleh keluh kesah. 

Dari peristiwa kondangan hari ini penulis banyak belajar dari Bu Fatma. Betapa masih jauh keikhlasan penulis dalam mengabdi di madrasah. Mencerdaskan anak bangsa dalam keadaan serba nyaman dan terpenuhi segalanya. Gaji yang datang setiap bulan, siswa yang melimpah, sertifikasi yang lancar mengalir dan lokasi madrasah yang terjangkau dan mudah. Lalu mengapa masih saja banyak beralasan untuk tidak datang terlambat?





No comments:

Post a Comment

Joker

Oleh: Suyati  Kurasakan perihnya dia tertawa  Tertawa ketika terluka  Oleh perih duka yang tiada tara  Ditutupi dengan bahagia di muka  Luka...