Thursday 23 December 2021

Belajar Menjadi SatuGuru Betulan Menuju Resolusi Tahun 2022


Oleh : Suyati (MTs Negeri 1 Purbalingga)

"Peran guru tidak akan pernah tergantikan oleh teknologi, karena teknologi tidak bisa memberikan motivasi, inspirasi, dan memberikan hal-hal yang diberikan oleh manusia tetapi guru-guru yang tidak pakai teknologi akan segera tergantikan". (Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA)


Tahun 2021 hampir berlalu. Tahun 2022 segera menjelang. Setelah berkutat selama hampir 2 tahun dengan pandemi menyisakan sebuah pelajaran yang penting dari peristiwa ini. Betapa banyak di antara kita yang kewalahan dengan situasi yang baru. Pendidikan yang awalnya tatap muka penuh, harus berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau online.

Keluhan tidak hanya datang dari peserta didik, tetapi juga dari guru/pengajar, tenaga kependidikan juga sekaligus orang tua peserta didik. Betapa semuanya terkaget-kaget dengan semua perubahan ini. Orang tua harus menjadi pendamping yang intensif dalam pembelajaran anak. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri karena tidak menguasai materi dan metode untuk menyampaikannya kepada anak.

Sementara pada peserta didik, pembelajaran daring membuat mereka bosan Konsentrasi mereka menurun. Kurangnya pengawasan dari orang tua, karena harus bekerja di jam belajar anak menambah turunnya keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

Para guru pun tidak luput dari keluhan. Merosotnya motivasi anak untuk belajar menjadi masalah tersendiri. Kehadiran dan keterlibatan mereka di pembelajaran daring semakin menurun. Guru merasa ditinggalkan dalam pembelajaran.



Harus ada yang berubah. Tidak hanya menyalahkan keadaan. Hal yang paling utama adalah perubahan guru. Mengapa guru? Yang pertama karena saya adalah seorang guru. Mulailah dari diri sendiri. Termasuk hal yang berakaitan dengan perubahan. Yang kedua, guru adalah sosok yang digugu dan ditiru menjadi pedoman untuk dapat melewati masa-masa sulit selama pembelajaran pendemi ini. Karena dari sanalah semuanya bisa berubah. Guru adalah kurikulum hidup, demikian kata Omjay dalam bukunya “Agar PJJ Tak Lagi Membosankan.”

“Guru adalah seorang yang layak dipercaya (digugu) sekaligus pantas untuk diteladani (ditiru). Tanpa terpenuhinya dua syarat tersebut keberadaan guru belumlah sempurna di mata siswa didiknya.” (Aris Ahmad Jaya)


Ada empat tugas utama seorang guru. Tugas tersebut adalah mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakkan. Yang pertama, mengajar artinya guru memindahkan materi yang tersusun dalam kurikulum ke otak peserta didik. Ia memiliki pengetahuan yang luas dari apa yang diajarkannya. Tugas yang kedua adalah mendidik. Mendidik adalah mampu memasukkan nilai-nilai karakter kepada anak didiknya di samping mengajarkan pengetahuan.

Sementara menginspirasi adalah guru menjadi sosok teladan. Pola perilaku yang dilakukannya layak diikuti. Apa yang diucapkannya selaras dengan apa yang dilakukannya. Yang keempat adalah menggerakkan. Guru mampu menjadikan anak didiknya tergerak untuk mempraktekkan dan menerapkan kebaikan yang telah diajarkan oleh sang guru.

Jika tugas guru hanya sekedar mengajar, suatu saat nanti akan tergantikan oleh robot dan aplikasi pembelajaran kekinian. Maka keempat hal tersebut harus ada pada seorang guru. Bagaimanakah caranya? Kita harus belajar menjadi guru betulan. Apakah guru betulan itu?

Menurut Aris Ahmad Jaya dalam bukunya MGM (Mengajar Gaya Motivator) ada dua kategori guru yang sering ditemui. Yang pertama guru kebetulan dan yang kedua yakni guru betulan.

Guru kebetulan adalah guru yang melakukan pembelajaran tanpa perencanaan, tanpa energi dan tanpa motivasi kuat. Menjadi guru bukan panggilan jiwa tetapi hanya sekedar mengisi waktu luang.

Ciri dari guru kebetulan terlihat dengan sifat M4B, yaitu Mengeluh, Menunda, Menyalahkan dan Banyak Alasan. Guru tipe ini biasanya sangat menjenuhkan, datang menyebalkan dan pulang tidak meninggalkan kesan bagi peserta didiknya.

Sementara guru betulan adalah guru yang sebenarnya. Dia memiliki energi melayani dengan cinta dan mendidik sepenuh hati. Kehadirannya menyenangkan dan kepergiannya dirindukan. Guru betulan adalah guru yang memiliki kompetensi dasar yakni sebagai guru yang cerdas sekaligus juga menarik dan menyenangkan.

Secara ringkas perbedaan guru kebetulan dan guru betulan adalah sebagai berikut:

Guru kebetulan:
  1. Selalu mengeluh dengan perubahan.
  2. Melihat masalah siswa sebagai beban.
  3. Terasa berat menjalankan tugas tambahan yang berada di luar kesepakatan awal dan merasa terdzalimi.
  4. Menikmati libur panjang sebagai anugrah terindah. Jika perlu ingin diperpanjang asalkan gaji tetap jalan.
Guru Betulan:
  1. Menyadari bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan seiring perubahan zaman.
  2. Melihat masalah siswa sebagai sebuah seni dan tantangan yang harus diselesaikan.
  3. Menjalankan tugas tambahan dengan tenang sebagai bagian dari konsekuensi kemajuan dan dedikasi profesi.
  4. Merasakan kerinduan suasana kerja dan anak didik sebagai energi kehidupan.
Menjadi guru yang menarik dan menyenangkan menjadi syarat utama agar anak didik menerima dan mengizinkan membuka pintu mereka untuk apa yang akan kita sampaikan nantinya. Ketika seorang guru diterima dan diizinkan oleh anak didiknya, maka dia sudah memiliki 50% keberhasilan pembelajaran.

Lomba blog satu guru


Ada lima langkah agar anak didik mengizinkan dan menerima Anda sebagai guru mereka:
  1. Jadilah guru yang mampu memberikan apresiasi positif. Ungkapkan secara spontan pujian atau apresiasi pada waktu peserta didik melakukan kebaikan. Tips ini disebut sebagai “Tangkap basah kebaikan anak didik Anda, tempa besi selagi panas".
  2. Berikan label positif. Label positif yang diberikan oleh guru akan berpengaruh pada persepsi positif sebagaimana yang Anda katakan. Label bisa diberikan secara umum kepada kelas juga diberikan kepada individu-individu yang berada pada kelas tersebut.
  3. Jadilah guru yang bahagia, cerah, bergairah, tanpa terlihat galau dan gundah. Masuk kelas dengan antusias dan energi prima. Siswa Anda tidak mau tahu tentang masalah Anda, yang diinginkan oleh mereka adalah guru yang enak dipandang, harum mewangi dan enak dimengerti.
  4. Salam dan sapa peserta didik dengan salam yang berbeda. Siapkan kondisi anak didik terlebih dahulu baru sampaikan salam penuh antusias dan semangat.
  5. Jadilah guru yang bersejarah, guru yang berkesan, dan membersamai proses pembelajaran bukan sekedar orientasi pada hasil akhir. Jadilah bagian dari history (sejarah) bagi anak didik Anda, dan bukan sekedar story (cerita) yang mudah dilupakan oleh anak didik.

Dari karakter guru betulan tersebut di tahun 2022 penulis ingin belajar bagaimana menjadi guru betulan. Bagaimana caranya? PERUBAHAN 1%. Perubahan tersebut bisa berupa mengikuti pelatihan, memperluas wawasan dan mulai mempraktekkan 5 langkah di atas. Dimulai dari 1%. Langkah pertama akan diikuti dengan langkah-langkah 1% berikutnya. Semoga bisa terwujud menjadi satuguru betulan di tahun 2022. Guru yang cerdas, menarik dan menyenangkan bagi anak didik. Aamiin.


#Satuguru
#Lomba Blog Satuguru

Referensi:
Aris Ahmad Jaya (2021). MGM Mengajar Gaya Motivator. Bogor : ABCo Publisher.
Wijaya Kusuma (2020). Agar PJJ Tak Lagi Membosankan. Jakarta: Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD)

18 comments:

  1. Good job. Thanks for the remider. Be suscessfull Sis ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you, Mrs.Ike. Aamiin ya robbal'aalamiin 🤲.

      Delete
    2. Alhamdulillah bermanfaat dan tambah pengetahuan, sukses untuk bu yati

      Delete
  2. Alhamdulillah... mantap bu Yati... semangat dan sukses selalu untuk bu Yati

    ReplyDelete
  3. Mantap Ibu resolusi 2022. Semoga terwujud.

    ReplyDelete
  4. Bagus bu...mantaplah 👍👍

    ReplyDelete
  5. Refleksi ke arah lebih baik goodluck ibu

    ReplyDelete
  6. Guru betulan vs guru kebetulan. Keren nih. Hehe

    ReplyDelete
  7. Semoga terwujud resolusi 2020. AAMIIN.
    Dengan berbahagia akan membangun segalanya, jika tak bahagia bisa merusak segalanya. So, jadilah guru yg berbahagia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Allah. Setuju guru bahagia, siswa akan gembira dalam proses belajar. Menularkan aura positif.

      Delete

Joker

Oleh: Suyati  Kurasakan perihnya dia tertawa  Tertawa ketika terluka  Oleh perih duka yang tiada tara  Ditutupi dengan bahagia di muka  Luka...