Thursday 2 February 2023

Inovasi Pembelajaran


Kamis Menulis pada kesempatan 2 Februari 2023 ini mengambil tema "INOVASI". Kata yang mungkin beberapa tahun terakhir menjadi amat sering muncul. Kenapa? Ya karena sudah saatnya jiwa untuk berinovasi ditumbuhkan pada era industri 4.0 atau bahkan Jepang sudah terlebih dahulu masuk era 5.0. 

Apa itu inovasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia inovasi berarti 1. (n) pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaruan 2. (n) penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah sebelumnya (gagasan, metode atau alat). 

Sedangkan inovasi pembelajaran adalah sebuah upaya pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Dalam inovasi ada penyesuaian, pembaruan,  penghapusan dan peningkatan dari ide-ide yang sudah ada sebelumnya. Termasuk dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 

Pada tahun 2022 Kurikulum Merdeka mulai digulirkan pelaksanaanya. Tujuan akhirnya adalah agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Tuuan yang dimaksud adalah tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Indonesia “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 

Flyer Kamis Menulis 


Banyak yang mengkritisi kurikulum tersebut. Tetapi sebenarnya ada banyak inovasi dalam kurikulum tersebut. Kurikulum ini memberikan keleluasaan dan keluasaan bagi guru untuk dapat berinovasi dalam pembelajaran. Perbedaan yang ada pada peserta didik menjadi hal yang dipertimbangkan sejak awal penilaian melalui tes diagnostik. 

Namun sayangnya masih muncul pesimistik terhadap kurikulum tersebut. Guru cenderung masih banyak terpikir pada administratif semata sehingga perubahan kurikulum itu menjadi sebuah beban. Padahal perubahan itu adalah sebuah keniscayaan. Apa pun kurikulumnya sebenarnya kurikulum yang sebenarnya adalah pada guru itu sendiri. Gurulah kurikulum yang akan membawa peserta didik menikmati proses belajar. Maka guru harus berinovasi terus dalam proses pembelajarannya 

Inovasi pembelajaran menjadi sangat penting, apa pun kurikulumnya.  Guru memang bukan sebagai suber utama pembelajaran namun ia menjadi fasilitator yang akan membimbing peserta didik menemukan dan mencari jawaban dari berbagai persoalan yang dihadapinya. Ia menjadi tolak ukur pencapaian tujuan dengan cara yang aktif, efektif, efisien, dan menyenangkan. 

Ada beberapa prinsip pembelajaran yang inovatif yakni berpusat kepada peserta didik, berbasisi masalah, terintegrasi, berbasis masyarakat, memberikan pilihan, terisistem dan berkelanjutan. Bagaimana cara memperolehnya? Ada beberapa hal yang harus dilakukan, di antaranya adalah:

1) Mengetahui latar belakang peserta didik baik dari kemampuan kompetensi, minat, sosial budayanya, gaya belajarnya dan bakatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan tes diagnostik secara formal dengan menggunakan semacam formulir atau bisa juga dengan obrolan ringan dengan peserta didik dan orang tua/wali murid.

2) Libatkan peserta didik dalam menentuan proses pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan. Buat kesepakatan-kesepakatan dengan peserta didik yang akan menjadi bekal pelaksanaan pembelajaran selama KBM ke depan. 

3) Kurangi porsi guru sebagai sumber belajar utama. Fungsikan guru sebagai fasilitator. Berikan kesempatan kepada peserta didik dengan kompetensi lebih untuk menjadi tutor sebaya. Dan berikan perhatian yang lebih kepada peserta didik dengan kemampuan dan kompetensi bawah. 

4) Guru menggunakan berbagai sumber belajar dari lingkungan terdekat dengan peserta didik. Tidak harus media yang mahal dan lengkap. Jika media  tersebut belum ada maka media yang sederhana dan tersedia dapat digunakan guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik. Hal itu tentu akan lebih bermakna untuk pembelajaran. Maka tidak perlu guru mengeluhkan kurangnya fasilitas sekolah sebagai alasan untuk pencapaian kompetensi yang rendah. Berinovasi dengan apa yang ada di sekitar peserta didik. Murah, meriah dan menyenangkan. 

Pada prinsipnya guru sebagai ujung tombak pendidikan tidak boleh berhenti melakukan inovasi akan berbagai perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga fungsi seorang guru seperti dalam ungkapan Ki Hajar Dewantoro "Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" , Di depan memberi teladan, ditengah membangun semangat dan di belakang memberikan dorongan, dapat dilaksanakan secara maksimal. 

7 comments:

  1. Inovasi Tiada Henti .... ups ... tagline siapa ya ..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Pak D. Mau gunakan tagline ini, takut kena pasal he he. Semangat berinovasi.

      Delete
  2. Bismilah... Mari berinovasi untuk mewujudkan generasi yang mandiri dan berkarakter...

    ReplyDelete
  3. tanpa inovasi apapun akan ED alias usang

    maka guru harus slalu inovatif dalam megelola kelas dan pembelajaran

    I love inovava--- belum kebeli

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju Pak. Guru harus terus berinovasi. Semoga segera kebeli Inova(si) yang ini.

      Delete
  4. Inovasi perlu diciptakan agar proses belajar mengajar menyenangkan

    ReplyDelete

Bahagia itu Sederhana : Turunkan Ekspektasi

Merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidaklah selalu harus mewah. Demikian juga ketika liburan. Saya mengeluhkan tidak dapat menikmati karen...