Sebuah resume untuk kegiatan Parenting SD Muhammadiyah 1 Purbalingga (Musabangga) Jumat, 23 Oktober 2020
Kegiatan pembelajaran di SD Muhammadiyah 1
Purbalingga (Musabangga) seperti sekolah-sekolah dasar yang lain, dilaksanakan
dengan sistem daring atau luring. Kegiatan BDR sudah dilaksanakan sampai 7
bulan. Meskipun sempat dilaksanakan kegiatan Homeschooling, namun kemudian
dihentikan karena ada kenaikan jumlah pasien di wilayah kabupaten Purbalingga.
Namun demikian untuk kegiatan parenting sudah dilaksanakan dengan sistem tatap
muka dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Beberapa bulan awal
penyebaran covid 19 dilaksanakan parenting dengansistemonline/daring
denanmemanfaatkan aplikasi zoom. Pada kesempatan parenting bulan Oktober 2020, yang
dilaksanakan tepatnya pada hari Jumat, 23 Oktober 2020 disampaikan tema “Menumbuhkan
Tanggungjawab Anak di Masa Pandemi” oleh BNN.
Sempat muncul pertanyaan kok yang mengisi dari
BNN? Apa anak-anak sudah mengenal narkoba? Apa yang nanti disampaikan akan
sesuai dengan tema yang diberikan. Ternyata memang isi materi sudah disiapkan
oleh oleh psikolog sebelumnya Ibu Asni Setyaningsih,S.Sos. sedangkan dalam
pemaparannya disampaikan oelh Ibu Asni Kusumaningrum. Beberapa yang disampaikan
dalam kegiatan parenting antara lain:
1. Perubahan tatanan kehidupan akibat Covid-19
Covid-19 sudah mengubah banyak tatanan di seluruh unsur kehidupan di
berbagai negara di seluruh dunia. Perubahan tatanan itu di antaranya adalah:
a. Kebiasaan 3M
Mulai merebaknya covid-19 tidak hanya di Indonesia juga didunia memnuculkan istilah baru. 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun) menjadi istilah yang sangat dikenal bukan hanya orang tua dan tenaga kesehatan tetapi juga sudah dikenal oleh anak-anak. Bahkan sekarang sudah dikenal dengan slogan #Ingat Pesan Ibu#
b. Lebih peduli pada kesehatan dan kebersihan
Semenjak terjadi peningkatan pasien covid-19 di Indonesia seakan-akan menyadarkan kita semua untuk berbenah terhadap kebiasaan hidup sehat dan bersih. Kesadaran akan kesehatan dan kebersihan semakin meningkat. Kemana-mana membawa hand sanitizer, cuci tangan setelah melakukan berbagai kegiatan. Tidak sembarangan membeli makanan di luar.
2. Perubahan pola pendidikan anak selama pandemiKondisi yang serba tidak pasti akibat covid-19 membawa banyak perubahan. Bekerja harus dengan protokol kesehatan ketat. Banyak terjadi penurunan pendapatan untuk pekerja-pekerja di bidang kuliner. Pemutusan hubungan kerja (PHK) pun terpaksa diambil oleh perusahaan-perusahaan yang mulai merasakan penurunan pendapatan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menggaji pegawai. Tenaga kesehatan semakin lama semakin kewalahan menghadapi banyaknya pasien covid-19. Semua keadaan tersebut membangkitkan kesadaran untuk bekerjasama, gotong royong dan saling membantu dengan cara masing-masing. Tidak ada tujuan lain kecuali untuk saling memberi semangat dan menguatkan satu sama lain menghadapi covid-19.
d. Ide bisnis baru bermunculan/kreativitas meningkat
Dengan menurunnya pendapatan karena terbatasnya akses keluar rumah dan meningkatnya PHK membuat orang berpikir keras bagaimana mengatasi keadaan tersebut. Berdagang secara online menjadi salahsatu alternatif yang menjamur. Di grup-grup WA berseliweran dagangan sebagai usaha bukalapak.
e. WFH/SFH
Peningkatan jumlah pasien covid -19 mau tidak mau harus segera disikapi pemerintah. Salah satunya adalah memberlakukan WFH (work from home) dan SFH (study from home) untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini. Pro kontra terhadap kebijakan ini pun bermunculan. Keefeektifan solusi ini dianggap tidak signifikan terhadap penyebaran virus covid 19. Tetapi bersamaan dengan berjalannya waktu akhirnya keputusan ini pun berjalan bahkan sampai bulan ke 8 sejak diberlakukan mulai bulan Maret 2020.
f. Orang tua stress karena harus sekolah lagi.
Dengan diberlakukannya SFH (School From Home) atau kita sebut BDR (Belajar Dari Rumah) maka mau tidak mau peran orang tua di rumah menjadi bertambah, yaitu menjadi guru untuk anak-anak mereka. Yang biasanya setelah mempersiapkan sarapan membereskan rumah selesai, kini ada satu PR lagi menemani anak menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Bagi orangtua yang bekerja di luar pun tidak kalah menjadi masalah. Membiarkan anak mengerjakan tugas-tugas sendiri sepertinya tidak mungkin. Sementara pulang dari tempat kerja sudah capai dan anak barangkali sudah tidak mood lagi untuk mengerjakan tugas-tugasnya karena sudah lelah bermain di siang harinya. Inilah barangkali yang seringkali memunculkan joke-joke di medsos tentang betapa stressnya orang tua di masa pandemiini. Tidak kalah stressnya sama anak-anak mereka yang mendapat bejibun tugas setiap harinya.
a. Model pembelajaran TTM (tatap muka) berubah menjadi sistem online. Anak-anak yang yang semulasanat dijaga dari terpaparnya penggunaan hp/gadget, justru sekarang menjadi terbalik. Mereka harus memiliki dan mampu menggunakannya untuk kepentingan mengerjakan tugas-tugas dan mendapatkan informasi yang cepat dari sekolah.
b. Kontrol terhadap proses pembelajaran berkurang
Dengan tidak bertemunya guru dan murid dalam kegiatan pembelajaran maka kontrol terhadap proses pembelajaran menjadi berkurang. Anak menganggap belajar di rumah sebagai kegiatan liburan sehingga tugas yang diberikan tidak dikerjakan. Intensitas pengecekan keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga sulit dilakukan karena tidak tahu apakah siswa yang benar-benarmengerjakan atau orang tua mereka.
c. Tantangan kemandirian belajar bagi anak. Dengan belajar di rumah anak harus bisa mengatur proses belajarnya didampingi oleh oirang tua.
3. Distorsi proses pendidikan pada anak di masa pandemi
a. Terpaan medsos semakin meningkat. Anak lebih banyak mengenal aplikasi-aplikasi yang ada di sekitar mereka.
b. Godaan game online semakin kuat. Waktu yang panjang untuk tetap berada dirumah tentu menjenuhkan. Anak-anak cenderung memanfaatkan kejenuhan ini untuk bermain game online. Pulsa yang seharusnya digunakan untuk pembelajaran pun akhirnya tersedot untuk permainan game online.
c. Keterbatasan akses internet. Meski ini tidak banyak terjadi di daerah perkotaan. Beberapa daerah pingiran mengalaminya. Mereka harus mencari tempat yang lebih tinggi untuk dapat memperoleh sinyal. Ada yang naik pohon, ada yang naik ke bukit dan sebagainya demi tercapainya sinyal ke hp mereka.
4. BDR tanggung
jawab siapa?
a. Guru : menyampaikan materi-materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak baik lewat video, youtube maupun lewat grup WA.
b. Orang tua: menyampaikan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah kepada anak-anak dan mendampingi anak mengerjakan tugas-tugas tersebut.
c. Siswa : Mengerjakan dan menyelesaikan materi sebagai tanda bahwa mereka sudah memahami materi apa yang disampaikan dan mengumpulkan materi tersebut.
Menumbuhkan tanggung jawab pada anak bukanlah proses
yang instan. Tetapi membutuhkan proses yang panjang dan tidak dapat terlihat
secara langsung pada waktuyang singkat. Rasa tanggung jawab mutlak dimiliki
setiap individu untuk kepentingan mereka sendiri. Dengan tumbuhnya perasaan ini
mereka akan mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan dalam kehidupan mereka.
6. Proses
menumbuhkan tanggungjawab siswa
a. Beri pemahaman arti tanggung jawab.
b. Berikanlah tugas.
c. Biarkan anak melakukan kesalahan.
d. Latihlah anak untuk mengambil keputusan.
e. Memberikan kepercayaan pada anak.
f. Orang tua menjadi contoh dan teladan yang baik.
7. Tips
menumbuhkan minat belajar siswa
a. Menyiapkan ruang khusus yang nyaman bagi anak. Kalau bisa di ruang tertentu yang memang khusus digunakan untuk belajar.jadi anak tahu ketika akan mengerjakan tugasnya dia berada di ruang tersebut.
b. Kenali gaya belajar anak. Ada gaya belajar audio,visul dan kinestatik. Termasukyang manakah anak kita? Karena perlakukan terhadap anak dengan gaya belajar tertentu juga berbeda-beda.
c. Singkirkan barang-barang yang dapat mengganggu konsentrasi anak terutama televisi dan hp. Mainan anak-anak juga bisa menganggu konsentrasinya. Simpan dulu dan jangn diletakkan dekat mereka.
d. Sediakan segala kebutuhan belajar anak dari alat tulis hingga jaringan internet. Karena sudah berada di ruang khusus ini menjadi lebih mudah. Semua perlengkapan belajar bisa disimpan di ruang tersebut untuk diunakan pada kesempatan yang lain.
e. Atur jadwal belajar anak. Kapan anak bermain, belajar, main hp,mengaji dan sebagainya sebaiknya diatur sehingga terbentuk pola belajar yang nyaman dan menyenangkan.
f. Sediakan camilan sehat. Belajar biasanya akan menguras tenaga karena harus berpikir. Akibatnya anak akan mudah lapar. Maka orang tua hendaknya menyediakan makan-makanan sehat yang tentu saja seimbang jenis kandungannya. Alih-alih anak suka makan malah timbul sisi lain obesitas karena ketidakseimbangan kandungan makanan yang diberikan.
g. Dampingi anak selama proses belajar dan diskusi kesulitan dan konsultasi dengan guru. Berikan laporan dan perkembangan belajar anak kepada guru atau wali kelasnya termasuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
8. Hikmah belajar di Rumah
a. Melatih daya juang anak.
b. Meningkatkan kemandirian anak.
c. Menumbuhkan kreativitas anak
d. Lebih familiar dengan teknologi.
e. Meningkatkan kemampuan anak dalam membagi waktu dan tenaga.
f. Kedekatan antara anak dan orang tua lebih terjaga.
9. Waspada narkoba
pada Anak
a. Jangan jajan sembarangan.
b. Waspada dengan orang asing.
c. Jangan mudah diiming-imingi sesuatu untuk melakukan hal yang tidak mereka mengerti.
Demikian resume kegiatan parenting di SD Muhammadiyah
1 Purbalingga untuk periode bulan Oktober untuk kelas 2 dan 5. Semoga bermanfaat untuk semua. Salam literasi.
Terima kasih informasinya. Tidak bisa hadir kemarin.
ReplyDelete