Friday 25 November 2022

Memaknai Keikhlasan Guru di Hari Guru Nasional



Hari ini status sebagian besar kontak yang ada di handphone menyampaikan dan menunjukkan kegiatan Hari Guru Nasional dan ucapan selamat Hari Guru Nasional. Tidak sedikit pula yang memperlihatkan berbagai hadiah dan penghargaan siswa kepada guru mereka. Alhamdulillah turut bahagia dan gembira.

Berbagai penghargaan yang diberikan oleh siswa di Hari Guru Nasional ini mudah-mudahan karena guru menjadi hal yang menginspirasi, menumbuhkan motivasi pada mereka. Guru menjadi sosok yang dirindukan keberadaannya.

Mudah-mudahan momentum hari Guru Nasional ini menjadi saat membahagiakan sekaligus saat untuk berefleksi tentang kegiatan pembelajaran yang selama ini kita lakukan. Sudahlan kita mampu mengubah "di-" menjadi "me-". Menjadi sosok yang pantas dan layak mendapat julukan guru, digugu dan ditiru dalam perilaku kita.

Guru memang bukan orang yang serba bisa dan serba mampu. Guru bukanlah insan serba sempurna.Tetapi guru adalah menjadi jembatan bagi siswa untuk menjadi bisa dan mampu meraih cita-cita dan impian mereka. Bukan dengan finansial atau material tetapi lebih kepada penanaman dan pembentukan karakter dalam menjalani hidup mereka. Menjadi inspirasi bagi siswa yang mampu menggerakkan meskipun sudah tidak ada.

Ada beberapa kiriman di WAG yang membuat saya pun tersadar bahwa bukan hadiah atau penghargaan dari siswa. Tetapi melihat siswa menjadi lebih baik pada kemampuan mereka dan menemukan kelebihannya masing-masing untuk dikembangkan pada kehidupan, itu yang sangat membahagiakan seorang guru.

Berikut beberapa tulisan yang saya sematkan pada tulisan tentang hari guru hari ini. Kepada penulisnya mohon izinnya. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi yang membacanya.


Tulisan pertama:

KADO TERINDAH UNTUK TEMAN2 YANG BERPROFESI GURU


Dalam minuman "KOPI" ada 3 unsur di antaranya:

        Kopi     

            Gula

                 Rasa


Kopi adalah ORANG TUA,

Gula adalah GURU,

Rasa adalah SISWA.


Jika kopi terlalu pahit

Siapa yang salah...?

Gula-lah yang disalahkan,

karena terlalu sedikit,

hingga _"RASA"_ kopi menjadi pahit...


Jika kopi terlalu manis,

siapa yg disalahkan...?

Gula pula yang disalahkan,

karena terlalu banyak,

hingga _"RASA"_ kopi menjadi manis...


Jika takaran kopi dan gula seimbang, sehingga rasa yang tercecap menjadi nikmat,

siapa yg di puji...???


Tentu semua akan berkata:

Kopinya mantaaap.................!!!!!

Ke mana gula...???

Di mana gula...???

Yang mempunyai andil membuat _"RASA"_ kopi menjadi mantaaap...!!!


Itulah guru yang ketika _"RASA"_ terlalu manis,

maka dia akan dipersalahkan...

Itulah guru yang ketika _"RASA"_ terlalu pahit,

maka dia pula yang akan dipojokkan...


Tetapi...

Ketika _"RASA"_ mantap,

Ketika siswa berprestasi,

Maka orang tua-lah yang akan menepuk dadanya:

_"Anak siapa dulu..."_

Mari _"IKHLAS"_ seperti Gula yang larut tak terlihat, tapi sangat bermakna...

Gula PASIR memberi RASA MANIS pada KOPI,

tapi orang MENYEBUT-nya KOPI MANIS... bukan KOPI GULA...

Gula PASIR memberi RASA MANIS pada TEH,

tapi orang MENYEBUT-nya TEH MANIS... bukan TEH GULA...

Tapi GULA tetap IKHLAS LARUT dalam memberi RASA MANIS...

Akan tetapi apabila berhubungan dengan penyakit,

barulah GULA disebut... _"PENYAKIT GULA"..._

Begitulah HIDUP....

Kadang KEBAIKAN yang kita TANAM tak pernah disebut Orang,

Tapi sedikit saja khilaf-salah dilakukannya,

maka akan dibesar-besarkan...!!!


IKHLAS-lah seperti GULA...

LARUT-lah seperti GULA...

Tetap SEMANGAT memberi KEBAIKAN...

Tetap SEMANGAT menyebar KEBAIKAN...

Karena KEBAIKAN tidak UNTUK DISEBUT...

Tapi untuk DIRASAKAN...

  

Selamat Hari GURU Nasional, Jayalah Selalu Pendidikan di Negeri ini. 25 Nopember 2022


Tulisan kedua:

Sekedar memaknai pertanyaan, MEMBELI KERINGAT GURU

Dalam sebuah diskusi, seorang murid bertanya kepada gurunya,

Murid : "Jika memang benar para guru adalah orang-orang yang pintar, mengapa bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia, pengusaha sukses, dan orang-orang kaya raya itu?

Gurunya tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia masuk ke ruangan nya, dan keluar kembali dengan membawa sebuah timbangan.

Ia meletakkan timbangan tersebut diatas meja, dan berkata : " Anakku, ini adalah sebuah timbangan, yang biasa digunakan untuk mengukur berat emas dengan kapasitas hingga 5000 gram".

"Berapa harga emas seberat itu? "

Murid mengernyitkan keningnya, menghitung dengan kalkulator dan kemudian ia mejawab,

"Jika harga satu gram emas adalah 800 ribu rupiah, maka 5000 gram akan setara dengan 4 milyard rupiah,"

Guru : "Baik lah anakku, sekarang coba bayangkan seandainya ada seseorang yang datang kepadamu membawa timbangan ini dan ingin menjualnya seharga emas 5000 gram, adakah yang bersedia membelinya?"

Murid berkata : "Timbangan emas tidak lebih berharga dari emasnya, saya bisa mendapatkan timbangan tersebut dengan harga dibawah dua juta rupiah, mengapa harus membayar sampai 4 milyar?"

Guru menjawab : "Nah, anakku, kini kau sudah mendapatkan pelajaran, bahwa kalian para murid, adalah seperti emas, dan kami adalah timbangan akan bobot prestasimu, kalianlah yang seharusnya menjadi perhiasan dunia ini, dan biarkan kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar kemajuanmu. "

Guru berkata lagi, "Satu lagi pertanyaanku. Jika ada seseorang datang kepadamu membawa sebongkah berlian ditangan kanannya dan seember keringat di tangan kirinya, kemudian ia berkata : "Ditangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada ditangan kananku ini, tanpa keringat ini tidak akan ada berlian, maka belilah keringat ini dengan harga yang sama dengan harga berlian"

"Apakah ada yang mau membeli keringatnya? "

"Tentu tidak." Ujar murid.

"Orang hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya. Biarlah kami, para guru, menjadi keringat itu, dan kalianlah yang menjadi berliannya."

Sang murid menangis, ia memeluk gurunya dan berkata : "Wahai guru, betapa mulia hati kalian, dan betapa ikhlasnya kalian, terima kasih guru. Kami tidak akan bisa melupakan kalian, karena dalam setiap kemajuan kami, setiap kilau berlian kami, ada tetes keringatmu..."

Guru berkata : "Biarlah keringat itu menguap, mengangkasa menuju alam hakiki disisi ilahi rabbi, karena hakikat akhirat lebih mulia dari segala pernak-pernik di dunia ini."

Untuk semua guru, Terima kasih atas segenap perjuanganmu semoga Tuhan melindungmu dan memberimu rejeki.

SELAMAT HARI GURU KAWAN KAWAN


No comments:

Post a Comment

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...