Friday, 20 April 2018

Melayani Dengan Hati


          Mungkin pembaca sudah tahu kalimat tersebut dari iklan di TV, slogan dari sebuah bank. Pengalaman saya hari Ahad, 16 Februari 2014 memang tidak terkait dengan bank, tetapi lebih terkait dengan slogan tersebut.
Sore itu saya dan suami harus pergi ke sebuah toko untuk membeli kue. Ada saudara yang mau hajatan mitoni. Saya bermaksud akan membelikan kue untuk acara tersebut. Saya sering membeli kue di tempat tersebut. Seperti biasa saya langsung menuju tempat kue dan mengambil beberapa dus kue. Ketika saya mau  berbalik dan menuju ke kasir, salah satu pelayan mendekati saya. “Maaf mba dah dicek belum kue yang dibeli? Ia kemudian mengambil satu dus yang sudah berada di keranjang saya. Pertama saya pikir, ini pelayan kok nggak sopan dan sok tahu. Apalagi ia seorang laki-laki, tahu apa dia tentang kue? Tetapi kemudian pikiran negative saya keliru. Dengan cekatan ia membuka dus kue tersebut dan menciumi kue tersebut.
Sudah cek tanggal kadaluarsanya belum mba? Saya menggeleng karena memang tadi tidak sempat melihat itu, Dia kemudian mendekatkan kue tersebut, kemudian mengambil satu dus lagi dari rak. Ia kemudian meminta saya membandingkan aroma kue tersebut. Memang aromanya berbeda. “Lebih enak aroma yang mana mba?” Tanyanya sambil seperti menguji kepekaan saya. Memang aroma kue yang baru diambil lebih enak daripada yang saya ambil terlebih dahulu. “Ini yang lebih enak” kata saya yakin. “Benar mba, ini kue yang lebih baru, lihat tanggal ini. Beda kan aromanya.” Saya kemudian mengambil kue yang lain dan mengeceknya.  Ternyata beberapa kue ada yang sudah berjamur. Alhamdulillah saya terhindar dari sesuatu yang merugikan.
Sebelum saya berlalu, beliau masih mengingatkan saya, lain waktu ketika akan membeli kue yang sama, cek tanggal dan silahkan dibuka dulu. Dus kue ini kan boleh dibuka. Saya ucapkan terima kasih atas peringatan penjaga toko tersebut. Hal kecil ini sangat mengesankan saya. Andai sebagian besar pelayan peduli dan berperilaku demikian, tidak hanya mengawasi pengunjung/pembeli karena takut ada pencopet/pengutil, betapa banyak orang akan terselamatkan dari kecerobohan dan ketidakpedulian terhadap sebuah produk.

Sekali saya apresiasi terhadap pelayan tersebut dan terima kasih diingatkan untuk menjadi konsumen yang pintar.

No comments:

Post a Comment

Dzikir dan Syukur

  Dzikir dan Syukur ِّ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ يَا مُعَاذُ ...