Friday 19 February 2021

Goresan Catatan Guru Bersama Korona Bagian 7




#Menulis di Blog Menjadi Buku
#19 Februari 2021

Sakit Tak Menyurutkan Semangat Belajar
Oleh: Suyati

Ia mendaftarkan diri sebagai peserta didik di madrasahku dengan mantap. Sejak masih di MI ia sudah berencana melanjutkan ke madrasah tempatku bekerja. Saudaranya memang ada yang berkeerja di sini tetapi bukan karena itu ia diterima sebagai peserta didik baru. Namanya Ahnaf, sebut saja demikian namanya.

Ia menjadi salah satu yang masuk di dalam kelas bimbinganku. Sejak awal masuk, orang tuanya sudah langsung mengkomunikasi keadaan Ahnaf yang sesungguhnya. Ahnaf menderita sakit thalasemia. Ia juga harus rutin mendapatkan tranfusi darah. Kekurangan sel darah merah. Orang tuanya menelpon dan memberitahukan sekaligus izin tidak dapat aktif dalam kegiatan matasama di madrasah. Tentu saja karena keadaannya saat itu tidak memungkinkan. Ahnaf sedang dalam keadaan sakit. Selain menderita thalasemia, Ahnaf kerap merasakan sakit di bagian perutnya. Inilah yang menyebabkan dirinya belum bisa aktif dalam pembelajaran daring. Termasuk kegiatan matsama.

Tentu saja sebagai wali kelasnya saya mengizinkan. Apalagi saya sudah mendapat cerita sakitnya dia sebelum ia masuk aktif dalam pembelajaran daring. Kondisi tersebut tentu saja memperihatinkan tetapi alhamdulillah kedua orang tuanya cukup kuat untuk berjuang bersama. Saya pun ikut termotivasi dan tertular untuk memberinya semangat meski yang terbayang adalah bagaimana jika itu menimpa orang di sekitar keluarga saya. Betapa sedihnya.

Pada minggu kedua pelaksanaan pembelajaran daring, saaya kembali dihubungi orang tuanya. Kali ini Ahnaf harus di bawa ker rumah sakit di Yogya untuk perawatan lebih lanjut. Orang tuanya meminta doa dari saya sebagai wali kelasnya sekaligus kepada madrasah, untuk kelancaran operasi yang akan dilalui oleh Ahnaf. Kami segenap guru dan pegawai pun melaksanakan doa bersama untuk proses yang akan dilaluinya. Teman-temannya di dalam grup WAG kelas pun satu-persatu memberikan doa dan semangat kepada Ahnaf meskipun lewat tulisan pesan. Semoga berlangsung lancar dan membawa kesembuhan nantinya. Semuanya merasakan empati dan saling memiliki meskipun satu sama lain belum pernah bertemu. Inilah yang membuat saya semakin terharu sebagai wali kelas. Ternyata jarak tidak menjadikan mereka merasa terpisah.

Alhamdulillah meskipun belum bisa aktif dalam mata pelajaran Penjasorkes kini Ahnaf sudah bisa bergabung dalam kegiatan belajar daring mata pelajaran lainnya. Pembelajaran daring ini membuatnya lebih bisa banyak beristirahat dan memulihkan kondisinya. Orang tuanya bersyukur dengan pembelajaran online ini. Tidak bisa membayangkan jika saat ini pembelajaran tatap muka, mungkin Ahnaf akan lebih kesulitan menjaga ritme belajarnya. Inilah hikmah pandemi covid 19 bagi mereka.

Kondisi Ahnaf sekarang sudah semakin membaik. Keluhan sakit di perutnya berlahan-lahan hilang. Nafsu makannya bertambah. Demikian kabar terakhir yang saya terima dari orang tuanya. Saya sangat bersyukur mendengarnya. Kini Ahnaf sangat rajin dan aktif dalam pembelajaran daring ini. Ia meminta materi yang tertinggal dan tidak diikutinya. Sehingga dengan cepat ia bisa mengejar materi-materi yang tertinggal tersebut. Kini di tengah sakitnya ia tetap bersemangat memenuhi tugas belajarnya. Izin tidak ikut pelajaran sudah jauh berkurang karena mungkin tinggal sebulan sekali dilakukan tranfusi darah. Sampai di penerimaan rapor Ahnaf pun termasuk yang mendapat nilai terbaik di kelas. Tidak ada tagihan tugas yang tertinggal. Luar biasa semangatnya. Melebihi semangat yang sehat dan kondisi normal. Saya pun banyak belajar kesabaran dan semangat kepadanya. Demikian juga untuk teman-temannya. Semoga sehat selalu dan terus semangat belajar untuk peserta didik semua. Salam literasi.

No comments:

Post a Comment

Membeli Waktu

Assalamuallaikum warahmatulahi wabarakatuh  Bismillahirrahmanirrahim  Membeli Waktu Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul ...